Monday, March 28, 2016

Blogger Indonesia Invasi Dunia Literasi ASEAN Melalui MEA, Mungkinkah ?

Menulis status di facebook, menulis status di BBM, menulis status di Whatsapp, menulis di twitter, menulis di Path, menulis seklilas ungkapan-ungkapan pikiran dan hati sekarang nampaknya sudah menjadi gaya hidup pengguna gadget dunia ya. Bahkan untuk para netizen dari kalangan online shopper, menulis status di aplikasi-aplikasi gadget seperti di atas adalah rutinitas yang sekaligus juga tuntutan profesi.

Saya mengagumi kepekaan khususnya first founder penyedia aplikasi media sosial yang ada sekarang ini akan kecenderungan orang untuk menulis. Betapa mengungkapkan buah pikiran dan perasaan itu ternyata penting banget ya. Dan terbukti, setiap ruang menulis di aplikasi-aplikasi manapun selalu terisi oleh tulisan para pemilik akunnya.

Menulis saat ini sepertinya sudah jadi kebutuhan, tak hanya monolog berupa status-status curhatan, juga catatan / jurnal-jurnal pribadi dan keluarga serta artikel-artikel bermanfaat, tapi orang-orang kini bercakap-cakap di dunia online pun sudah dengan bahasa tulisan.

Meskipun dibandingkan dengan negara lain Indonesia masih dianggap negeri dengan budaya menulis yang masih rendah (yang dimaksud budaya menulis disini adalah menulis karya-karya ilmiah, sastra, dan sebagainya) tapi melihat kenyataan di lapangan maya yang riuh dengan berbagai status dari beragam genre mulai curhatan alay, status laporan pandangan mata, puisi cinta, sampai status politik yang ditulis juga oleh orang-orang dari bermacam-macam profesi, usia dan gender saya merasa bangsa kita punya potensi berbudaya menulis yang besar. Dan dari sudut pandangku, ini aset yang bernilai tak terhingga. Mengapa ? karena dari aktivitas menulis, terbuka pintu-pintu komunikasi dan informasi dunia.


Sebagai blogger amatir, saya merasakan dunia blogging yang melekat dengan aktivitas  menulis pun semakin bertumbuh baik secara kuantitas maupun kualitasnya seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi.

Serupa penulis buku di dunia offline, blogger pun turut menyemarakkan dunia literasi kita di dunia maya. Melalui tulisan, para blogger membagi banyak hal kepada publik sesuai gaya dan karakternya masing-masing.

Diperlakukan bak diary masa kecil pada mulanya, kini blog tak hanya menjadi rumah virtual tempat  mencatat curahan hati, ia bermetafora menjadi alat yang dapat dijadikan ruang bisnis pemiliknya. Monetize blog, kini menjadi trend baru di masyarakat dalam dunia advertising. Banyak brand (baik kecil maupun besar) yang menggunakan jasa blogger untuk mempromosikan produk mereka.

Blogger menjadi mitra usaha yang fleksibel karena ruang kerjasama yang ditawarkannya begitu luas mulai dari UMKM hingga perusahaan/brand-brand “besar”. Dan keistimewaan para blogger tatkala sedang merekomendasikan sebuah produk kepada pembacanya adalah ‘keunikannya’. Bahasa tulisan blogger tak sekaku iklan biasa, tapi juga tak seringan testimony-testimony produk di media. Bahasa blogger biasanya lebih berjiwa, bukan promosi yang kasar, dan ini disukai oleh dunia branding yang semakin penuh persaingan saat ini.

Terkait dengan hal di atas, mengingat kini Indonesia sebagai bagian dari masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) yang secara ekonomi dihadapkan pada situasi kompetitif dengan negara-negara ASEAN lainnya, keberadaan para blogger patut dan pasti akan semakin diperhitungkan.

Dengan terbentangnya era perdagangan bebas, saya kira blogger Indonesia sudah bisa berencana dimana akan menempatkan posisinya. Terbayangkah bahwa sebentar lagi tulisan-tulisan kita berupa puisi, artikel, atau bahkan advertorial post sekalipun akan dibaca dan menjadi favorit netizen masyarakat ASEAN ? Terbayangkah nanti blogwalking terjadi tak hanya antar sesama blogger dalam negeri tetapi juga dengan blogger negara-negara ASEAN ? Terbayangkah sebentar lagi job-job review bisa jadi berdatangan dari perusahaan-perusahaan luar negeri ?

Tapi, keadaan di atas juga bisa berlaku sebaliknya. Bagaimana jika blogger-blogger “luar” jika mereka bekerja lebih profesional lebih disukai brand-brand negeri kita ? Akankah blogger kita gigit jari kalah bersaing di negeri sendiri ? Sayang sekali jika kesempatan ini terlewatkan bukan ?, digulung oleh dinamika blogging blogger luar negeri yang misalnya lebih oke secara kualitas dan kuantitas.

Untuk itu tuntutan menjadi blogger yang profesional tak bisa dielakkan di era perdagangan bebas MEA ini. Kekayaan kapabilitas harus dipacu dengan terus memperdalam ilmu, tak cuma kemampuan bahasa asing, tapi juga kemampuan lain terkait blogging seperti misalnya membuat infografis, coding, design dan sebagainya selain tentu saja kualitas tulisan dimana “Content is The King” masih menjadi slogan utama para blogger.

Betapa sebuah persembahan besar untuk negeri saat dunia literasi anak negeri bisa menembus bahkan mewarnai hingga merajai dunia literasi tingkat ASEAN bahkan Internasional. Saat ini, penulis-penulis Indonesia seperti Okky Madasari, Salman Aditya, Leila S Chudori sudah berhasil go internasional dengan karya-karya tulis mereka. Semoga kita para blogger Indonesia lainnya bisa mengikuti jejak mereka ya. Bukan sekedar untuk eksis, tapi lebih dari itu sebagai bagian dari bekerja untuk memuliakan kehidupan pemberian Tuhan.

So, mungkinkah blogger Indonesia invasi dunia literasi ASEAN melalui MEA ? Kenapa enggak.


Orang boleh pandai setinggi langit, tapi jika tidak menulis, ia akan hilang dari masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian”. [Pramoedya Ananta Toer]

13 comments:

  1. mau belajar menulis lebih baik lagi ah aku,belajar sama mbak winny

    ReplyDelete
  2. Menghadapi MEA memang perlu banyak inovasi.
    Ulasan yang bernas, Mba :)

    ReplyDelete
  3. Semoga anak negeri siap dan mantap melaju ke MEA ini ya Mba Win.
    Kita juga semangat belajar yuuukkss

    ReplyDelete
  4. Setuju mba Winny, suka quotes terakhirnya.. Semoga kita bisa menjadi blogger yang siap dengan MEA ini ya..

    ReplyDelete
  5. Profesionalitas yang dibackup dengan moral yang bagus akan menciptakan daya saing lestari.
    Salam hangat dari Jombang

    ReplyDelete
  6. MEA ini memang punya dampak untuk berbagai macam kalangan ya mbak. Semoga sebagai blogger kita semakin profesional dan bisa ambil andil untuk mensukseskan MEA di Indonesia.

    ReplyDelete
  7. Bener sekali Mba Winny, sebagai blogger kita harus siap ya utk menjadi yg terbaik dan kompetitif bila sudah masuk ranah MEA.

    ReplyDelete
  8. Wow mbak dirimu serius banget nulisnya. Menghadapi Mea kita harus meningkatkan kualitas diri. Makanya saya kursus lagi

    ReplyDelete
  9. Suka tulisannya Winny, kritis dan mantep.
    Setuju dengan opininya Evrina, Winny serius kalo nulis ^_^

    ReplyDelete
  10. Yeaaay, ternyata bisa lebih serius dibanding dirikuuuh. Hehehe
    Analisisnya mantap abis.
    Kita kudu tingkatkan kualitas diri ya

    ReplyDelete
  11. Yeaaay, ternyata bisa lebih serius dibanding dirikuuuh. Hehehe
    Analisisnya mantap abis.
    Kita kudu tingkatkan kualitas diri ya

    ReplyDelete
  12. Waah, keren, postingan Winny berbobot banget. Bunda jadi inget nih tahun 2014 pernah ikutan 10hari NonStopNgeblog tentang akan berlakunya MEA ini.

    ReplyDelete
  13. saya yakin bisa. Yuk! Blogger Indonesia, tidka perlu khawatir dengan MEA :)

    ReplyDelete

Terima kasih sudah singgah di Goresanku ya ^_^