Meski cinta asmara hanya dongeng belaka
Meski pertemuan cuma fatamorgana
Meski lekat saling menatap tak pernah ada
Yang pernah menyapa tiba-tiba
Tanpa sungkan lalu bercerita
Seolah kita tak pernah terpisah begitu lama
Yang pernah menggoda jenaka
Dan kata-kata itu kembali getarkan dada setelah dua dasawarsa
Seakan masih semasa remaja
“Jika waktu bisa
diulang, kamu mau apa ?” telisikku
“Aku ingin bersamamu”
tegasmu
Tapi nyatanya, waktu tak pernah terulang
Dan kita tahu kita hanya berangan
Tertawakan kebodohan kala bintang mulai pendar di rembang petang
“Kamu sudah buat permohonan ?” bisiknya
“Permohonan ? Itu
bukan bintang jatuh” tawaku
Ya,pura-pura tertawa
Dalam luka hati yang duka
Tangisi jarak yang membentang untuk kita
Tangis yang kusesap dalam-dalam
Nikmati pilu dalam setiap nyeri yang diredam
Serupa gemuruh dalam hitam awan sebelum hujan
Ku hanya ingin berterima kasih
Padamu
Ya, padamu
Atas asa
Atas rindu
Atas cinta