Saturday, November 14, 2015

Mengutip Inspirasi Dari Gerobak Jadi Alphard







Judul Buku : Dari Gerobak Jadi Alphard

Penulis : Arie Gaspol

Penerbit : Digna Pustaka

ISBN : 978-602-1669-05-1

Jumlah halaman : 160

Harga : IDR 51000


Takdir memang tak selalu mengikuti kata hati, tapi siapa menyangka takdir yang semula membuat Arie S Hariyanto harus melalui masa kanak-kanaknya penuh dengan keprihatinan karena kemiskinan lambat laun berubah seiring dengan kerja keras yang terus dipacunya karena tingginya cita-citanya untuk membahagiakan ibu dan bapaknya.

Semula saya merasa bahasa pengantar yang digunakan untuk menggambarkan tokoh Arie diri sang penulis sendiri  terlalu “lebay” terutama saat mengucapkan kata-kata ini di awal cerita  :

“Perjalananku memang tak mudah, sulit bahkan harus mengalami penolakan demi penolakan berkali-kali. Tetapi dalam darahku terlahir sebagai seorang juara kehidupan.” (halaman 11)

Tapi, mengetahui kemudian bahwa Arie kecil di usia 5 tahun sudah diajarkan dan bisa menanak nasi serta merapikan rumah sendiri saya mulai tergugah. Jika kerja keras ini dilakukan oleh seorang anak mulai sejak usianya yang sekecil itu maka kisah yang dimilikinya pastilah memang benar luar biasa.

Ya, Arie adalah tokoh utama di - Buku Dari Gerobak JadiAlphard ini, tumbuh  dengan cara yang tak biasa selayaknya anak-anak yang diasuh orang tua kandungnya. Ya, sejak masih di usia 4 bulan, saat-saat seorang bayi membutuhkan kasih dan air susu ibunya, Arie dibawa pergi sepasang suami istri tanpa seizin dan meninggalkan kesedihan mendalam orang tua kandungnya di Tabanan, Bali.

Namun, nyatanya Arie diasuh oleh kedua orang tua yang mengambilnya dari rumah kelahirannya di Tabanan itu dalam sepenuh kasih dan sayang mereka sebagai orang tua kandungnya saja. Arie tak sedikitpun kehilangan cinta orang tua karena bapak dan ibu angkatnya nyata mencintainya meski harus bergelut dalam kesulitan hidup di setiap harinya. Bahkan saat Buang dan Musamah  mengembalikan Arie pada orang tua kandungnya saat duduk di kelas 5 SD, Arie memilih kembali ke pangkuan  orang tua angkatnya.

Arie teramat bangga dan mencintai ayah dan ibu angkatnya, dalam buku – Dari Gerobak Jadi Alphard Arie Gaspol  seringkali mengungkapkan rasa sayangnya kepada mereka.

Masa-Masa Sulit


Terkisah, dalam Buku “Dari Gerobak Jadi Alphard” yang merupakan rentetan pengalaman nyata ini diceritakan bahwa bapak angkat dari Arie yang bernama Buang adalah seorang pedagang kecil di Banyuwangi yang setiap hari mencari nafkah dengan berjualan es, sedang ibu angkatnya pun yang bernama Musamah tak berbeda dalam menanggung beban ekonomi keluarga yang begitu berat dengan berjualan peralatan rumah tangga.

Kadang jika dagangannya tak ada yang terjual, Musamah pun tak bisa pulang karena tak punya ongkos dan apalagi uang untuk sekedar makan mereka sekeluarga.  Jika sudah begitu, maka tinggallah Arie dalam kesedihan karena kehilangan pelukan Ibu semalam, sedang rumah merekapun bukanlah rumah dalam arti yang wajar, karena sangat sederhananya yang hanya bisa menolong mereka dari teriknya panas namun tak bisa melindungi saat hari berhujan. Acapkali Arie mengungsi ke surau dekat rumah untuk sekedar bisa tidur jika datang hujan besar menimpa rumah mereka yang telah lapuk.

Mungkin kita sering memandang, namun belum tentu bisa menghayati saat melihat pedagang-pedagang kecil berjualan di pinggiran jalan. Di buku – Dari Gerobak Jadi Alphard ini kita diajak melihat lebih dekat bagaimana sulitnya meski hanya untuk membayangkan akan makan apa esok hari. Arie kecil sudah mengalami harus berjualan es dulu untuk bisa makan, berotak cerdas tapi selalu cemas tak bisa ikut ujian karena belum bayaran, harus menjahit sepatunya berkali-kali karena selalu jebol akibat 4 tahun tak punya sepatu lain untuk menjadi ganti.

Penulis menarik perasaan pembaca begitu halus ke dalam iba namun sekaligus juga haru dan bangga manakala memperlihatkan solidaritas teman-teman Arie saat ia terancam tak bisa mengikuti ujian di SMP 7 Blitar. Dengan sukarela teman-teman Arie menyisihkan uang jajan mereka untuk membantu Arie membayar uang sekolahnya bahkan salah seorang temannya membujuk orang tuanya agar pula turut menolong Arie. Saat-saat yang mengajarkan kita tentang arti kebersamaan.

Namun, rupanya kesusahan tak menghentikan mimpi Arie untuk bisa tetap bersekolah. Di usia yang masih belia, selepas lulus dari sekolah dasar Arie hijrah ke Blitar demi menjemput impiannya bisa meneruskan belajar di sekolah lanjutan pertama di sana. Sebuah keputusan yang besar dan berani untuk ukuran seorang anak baru lulus SD mau berpisah dengan orang tua demi melanjutkan pendidikannya.

Berada di Blitar dan tinggal bersama neneknya mbah Rusdi , Arie tetap harus memeras otak bagaimana caranya agar bisa bersekolah. Sama sekali tak mengandalkan neneknya untuk membiayai sekolahnya karena Arie tahu keadaannya. Beruntunglah, seorang pemilik surau bernama pak Bandi mengizinkannya untuk tinggal di surau serta membiayai sekolahnya dengan kompensasi  sepulang dari sekolah Arie harus membantunya di rumah dan sore harinya mengajar mengaji anak-anak.

Selain membantu di rumah pak Bandi , Arie juga mau bekerja menjadi pencuci mobil di waktu sengggangnya agar bisa mengirim uang kepada ibunya di Banyuwangi. Demikian kehidupan itu ia jalani hingga lulus SMP dan melanutkan ke SMK jurusan akuntansi. Masa remaja yang penuh perjuangan tak selayaknya remaja-remaja pada umumnya yang mulai mengenal lawan jenis dan berpacaran, Arie melintasi masa pendidikannya di SMK itu dengan kerja keras tanpa sedikitpun kesempatan untuk bersenang-senang, hingga akhirnya mendapatkan ijazah SMK dengan nilai terbaik.

Titik Balik


Selulus dari sekolah di SMK Negeri 02 Blitar, Arie mencoba peruntungan nasibnya dengan melamar pekerjaan ke mana-mana. Namun, nyatanya kebutuhan tak bisa menunggu nasib baik datang karena hasil interview selalu memintanya untuk menunggu dan menunggu. Maka Arie memutuskan untuk juga melamar pekeraan ke tempat sekolahnya dulu di SMP 7 Blitar. Beruntunglah karena prestasinya selama bersekolah di sana Arie diterima menjadi pegawai administrasi.

Banting tulang Arie dalam bekera selama bertahun-tahun sejak usia kanak-kanaknya hingga remaja tak lepas dari cita-citanya ingin membahagiakan orang tua angkatnya. Setiap saat lebaran tiba selalu diusahakannya bisa pulang ke Banyuwangi menemui Bapak dan Ibu yang sangat merindukannya.  Maka demikian pun saat ini, dimana ia telah menjadi seorang pemuda dengan penghasilan yang belum besar tapi selalu ia usahakan agar bisa memberi orang tuanya uang sekedar untuk membuat hati mereka senang.

Pada kepulangannya ke Banyuwangi kali ini Arie menemukan Ibu Musamah mulai sakit-sakitan, dan mendapat kabar yang mengguncang hatinya dan tentu saja termasuk sang bapak Bujang dan ibunya sendiri manakala dokter menyatakan Ibu angkat yang dihormati dan dikasihinya mengidap kanker payudara. Dengan penghasilan di tangan yang masih terbatas Arie berjuang dengan segenap daya demi kesembuhan ibunya. Penyakit yang diderita Ibu membuat Arie bertekad untuk mencari penghasilan tambahan dan cita-citanya menjadi seorang pengusaha semakin kuat, saat itulah ia membaca peluang untuk mendapatkan uang dengan cara yang cepat dengan menjadi seorang agen asuransi.

Pada mulanya kemampuan Arie sebagai agen asuransi diragukan bahkan oleh atasannya sendiri karena hingga berbulan-bulan usahanya tak mendapatkan hasil yang memuaskan. Arie sendiri menanggung beban pikiran yang semakin besar karena ia sadar penyakit ibunya membutuhkan biaya pengobatan yang besar.  Hingga memasuki bulan ketiga atasannya mengatakan bahwa ia tidak cocok bekerja di bidang asuransi yang meruntuhkan kepercayaan dirinya.

Dengan hati yang luka, Arie mencoba bertahan dan meyakinkan dirinya bahwa ia bisa melalui semuanya. Ia melihat betapa semakin sulitnya orang miskin ketika mereka sakit maka ia lalu bertekad untuk menembus kesulitan itu hingga pada akhirnya ia mengubah strateginya dengan menjual asuransi secara door to door sampai ia bertemu dengan nasabah pertamanya seorang dokter yang mau membeli untuk beberapa anggota keluarganya.

Betapa bahagianya Arie mendapati keberhasilan di depan matanya dan demikian terus menerus hingga hampir semua pengusaha toko, pejabat dan dokter-dokter di Blitar mempercayainya sebagai agen asuransi di tahun 1990. Arie sukses mendapatkan angka penjualan asuransi yang melalmpaui target hingga berhak atas komisi yang besar yang kemudian membuatnya bisa membeli kendaraan roda dua bahkan lalu roda empat. Ariepun bahkan mengembangkan peluang bisnisnya hingga ke Banyuwangi tempat di maana orang tua angkatnya tinggal.

Seiring dengan penghasilannya yang semakin meningkat Arie pun memboyong orang tuanya dari Banyuwangi ke Blitar agar ia dapat lebih berkonsentrasi pada pegobatan ibunya. Ada moment yang teramat menyentuh hati dan mengharukan saat bapak dan ibu angkat Arie mengetahui Arie sudah bisa membelikan mereka rumah di Blitar. Hal yang selama hidup mereka tak terpikir dan tak terbayangkan.

Yup hidup memang pilihan, sesuai dengan yang tertulis di buku – Dari Gerobak Jadi Alphard ini, Arie memilih  bekerja keras di saat muda dan terbebas di hari tuanya. Selama 27 tahun bergelut di dunia asuransi banyak hal yang sudah dicapainya, bahkan sesuatu yang tak pernah dibayangkannya di masa kecil dan remajanya, yaitu bisa memiliki mobil impiannya: Toyota Alphard di peluncuran pertamanya.


Buku yang memeras hati dan sangat menginspirasi di setiap halamannya, menjadi penyemangat yang pas sekali untuk siapapun yang ingin mendapatkan keberhasilan. Saya pribadi memberikan apresiasi yang tinggi kepada mas Arie Gaspol sang penulis yang menjadi dirinya sendiri di dalam bukunya ini sebagai inspirator hebat bagi pembacanya. Kiranya sukses dan keberkahan hidup semoga selalu menaunginya. Aamiin.

3 comments:

  1. Saya termasuk yang awalnya meremehkan buku ini. Dari sampulnya yang menurut saya "biasa saja" hingga akhirnya termehek - mehek menangis. Bukunya kereeen!

    ReplyDelete
  2. seru ya kisah perjuangan seorang agen asuransi begitu. Ada banyak yang suskes dan ada banyak yang menyerah di tengah jalaaan.. Looh?

    ReplyDelete
  3. Jadi pengen beli bukunya, inspiratif banget isinya. Penuh perjuangan banget kehidupannya

    ReplyDelete

Terima kasih sudah singgah di Goresanku ya ^_^