You will be there someday - Suatu hari, udah cukup lama juga sih kejadiannya, saya
posting foto hadiah lomba sebuah Giveaway (GA)
yang berukuran cukup besar di Facebook. Di captionnya saya hanya
mengucapkan terima kasih pada si pengirim yang juga penyelenggara GAnya. Di antara sekian banyak teman yang berkomentar
positif, ikut senang dan mengucapkan selamat, ada seseorang yang berkomentar seperti ini :
Wah, itu pertama kalinya saya dapat komentar yang agak “jleb”
gimana gitu, ada sejenak waktu saya perlu memastikan, apakah komentar ini
dimaksudkan untuk bercanda atau memang bersifat korektif untuk saya.
Keheranan saya terjawab, setelah memperhatikan dinding Fb si
pengomentar ternyata dia bukan sesama teman
blogger di mana teman blogger lainnya memang
menguasai friend list saya di FB secara kuantitas.
Sejak tahu orang itu bukan blogger, saya jadi maklum. Ooh
ini orang bukan blogger ataupun penulis, jadi kurang memahami kebiasaan blogger
yang salah satunya jika mendapat apresiasi atas karya tulisnya berupa hadiah
apapun bentuknya (saat dia memenangkan sebuah kompetisi menulis) biasanya akan
dipublish. Dan publishing itu punya alasannya tersendiri yang sesama penulis
biasanya sudah faham betul, misalnya :
- Untuk menghargai dan berterima
kasih kepada si pengirim, berharap dengan cara itu akan menyenangkan hatinya.
- Untuk mengkonirmasi si
pengirim bahwa hadiah telah sampai ke tujuan dengan selamat. Kenapa
konfirmasi pengiriman sudah sampai aja harus upload di sosmed ? Nggak
japri aja. Dari sudut pandangku, konfirmasi yang dipublish akan memberi
kesan baik kepada publik atas penyelenggara GA bahwa sang penyelenggara profesional,
benar-benar melaksanakan janjinya kepada para pemenang untuk menyerahkan hadiahnya.
- Atas permintaan panitia
lomba, di mana selain untuk alasan ke-2 di atas, publishing hadiah yang
kita terima itu juga akan menjadi promo
tersendiri atas brand para sponsor.
- Sebagai tanda syukur dan
berharap menjadi penyemangat (inspirasi) bagi orang lain untuk terus
berusaha (khususnya dalam hal kompetisi menulis).
Jadi lagi, ini menurutku ya (kalau menurut yang lain ya
tulis aja di blognya sendiri hehe) saat membaca/ mendengar/mengetahui ada
nyinyiran/sindiran yang nggak mengenakan dari orang lain tentang sesuatu yang
berkaitan dengan apa yang kita pilih/ apa yang kita sukai/ apa yang kita
tekuni/ apa yang kita perjuangkan cari tahu dulu apa kira-kira penyebabnya. Ya
memang nggak enak ya kalau kita disangka yang bukan-bukan, tapi kita memang
nggak bisa juga menuntut orang lain semuanya sepemikiran, sepemahaman apalagi sehati sama kita kan ?
Demi kedamaian hati sendiri, abaikan aja hal-hal yang kalau
diambil pusing ya bakal pusing, kalau dipakai kesal ya bakal kesal. Kalau mau segala
diambil, siapa yang rugi ayoo ? kita sendiri ya. Padahal dari semula kita nggak
pernah melibatkan mereka para penyinyir itu dalam keasyikan kita berkarya. Kita
bahkan nggak pernah kepikiran kalau bakal dinyiynyirin kan kan kan ?
Etapiii, saya kadang mikir begini juga, soal nyinyir
menyinyir, soal sindir menyindir ini terkadang diperlukan juga. Jadi semacam suplemen kira-kira. Ini khusus buat
saya sendiri lho ya, waktu saya dikomentarin nggak enak kayak saya ceritakan di
atas, dan untungnya saya nggak reaktif, saya jadi ada waktu buat meriksa niat
saya sendiri. Gapapa kan ya saya nulis soal niat. Bagaimanapun, niat awal saya
dulu ngeblog kan buat kebaikan, terutama kebaikan diri saya sendiri. Kepingin,
aktivitas menulis saya ini nggak cuma baik di mata manusia, tapi juga baik
dalam pandangan Tuhan. Kalau udah Tuhan urusannya, memang kudu hati-hati jaga
segalanya. Termasuk mensikapi hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan menulisku.
Kalau ada orang negur, kasih kritik, sampai nyindir-nyindir
mungkin itu pagar-pagar tak kasat mata yang disediakan Tuhan buat kita agar
nggak kebablasan happy-nya, nggak kebablasan bangganya, nggak kebablasan merasa
bisanya. Jadi semacam dikasih kesempatan lihat marka di jalan kepenulisan kita,
buat kontemplasi lagi, buat introspeksi diri lagi. Bahwa, :
“Eh bener ya, yang
membisakan kita jadi seperti ini kan Allah ya. Kalau nggak bersama Tuhan, bernafas
aja kita nggak bisa. Kalau sekarang bisa nafas, bisa bergerak, bisa mikir, bisa
berbuat, itu karena Tuhan selalu membersamai kita ya. Ya udah gapapa, mungkin
ada benarnya kata-kata mereka itu.
Kalaupun salah semuanya berarti mereka nuduh. Nuduh itu kan dari prasangka
buruk, dan itu dosa. Ya udah berarti masalahnya bukan di saya, tapi di orang
yang berpikiran negatif itu. Kembalikan aja sama Tuhan. Bukankah segala puji
hanya milikNYA ? ”.
Saat kritikan diterima dengan pandangan seperti itu, yang
saya rasakan hati jadi tenang. Saya belajar dari orang-orang baik yang terus
berbuat baik saat mereka selalu dikritik, dinyinyirin, bahkan dihina dan
dihujat.
Eh betul berpengaruh betul lho kesabaran mereka menghadapi hinaan dan hujatan itu pada pola
rasa dan pola sikap saya. Betul-betul suri tauladan itu efeknya dahsyat.
Orang-orang baik yang nggak tumbang karena cacian dan makian, tapi juga tak
terbang dengan pujian dan sanjungan, adalah orang-orang yang pantas bertahan
dalam kebaikannya, dan karena semua dinamika itu menjadilah mereka orang-orang
yang teruji dan terpuji.
Sekarang ini, saya fokus aja dengan kebahagiaan saya
blogging. Fokus dengan cita-cita saya yang lain yang terus saya bina. Senang
dengan apa yang sudah saya dapatkan, jika bisa saya akan merayakannya, meski
merayakan itu hanya sekedar dengan posting foto hadiah lomba menulis misalnya
(kalau karena itu terus orang-orang mau bilang saya sok pamer atau apalah
apalah ya itu bukan masalah saya). Yang penting saya aman dengan niat saya. Yang penting saya bisa terus mengejar impian-impian saya. Yang nyinyir mah tinggalin aja hehe.
Dua hari yang lalu saya sempat terharu membaca postingan
teman blogku mbak Haya yang sedang memajang foto dirinya di luar negeri dan di
captionnya dia mention seorang sahabatnya dengan kata-kata :
”You will be here
someday, Muna because of blogging !^^ #HappyBloggers.
Terus terang, saya merasa kata-kata itu ditujukan pada diri
saya sendiri, pada mimpi-mimpi saya sendiri. Ya, sayapun akan mencapai tempat-tempat
yang saya impikan, pada hal-hal yang saya cita-citakan. Dan sampai saat ini hati
saya terus berkata :
“You will be there
someday, Winny. You will be there,
because of blogging !”
Aamiin ya Rabb ... Aamiin ...
nganuu...ini kejadian juga sama temenku :D
ReplyDeletetapi sama2 blogger seh :3
Soalnya yang suka post hadiah kebanyakan blogger Chaa hehehe
Deleteaamiin, mbak winny kalo aku postig hadiah soale memang panitia yang minta, kan sebagai publikasi mereka juga, kecuali aku bikin caption yg merendahkan orang lain karena kemenangan ku baru deh timpukin aku pake iphone 6 rame2 *maunya* semoga tak ada yg merasa tersakiti karena postingan2 ku, tidak bermaksud seperti itu soale
ReplyDeleteMauuu ditimpuk I phone 6 ^_^
DeleteKalo aku perihal nyinyir yg bikin pusing kepala ga kugubris mak.. seperti dirimu lebih baik fokus ke hal2 positif aja. We will be there someday... because of blogging
ReplyDeleteSemangat ya #hugs
Iya mb Muna aku mencontoh dirimu jg ini
Deleteaamiin...semangat makk
ReplyDeletekalo aku ga sirik liat temen posting hadiah dr ngeblog. kagum aja. sedangkan diri sendiri emang jarang banget dapet hadiah. wong ngelomba aja males hehehe
Hahaha aku ngelomba jg udah jarang mb Inna
DeleteDuh, perih-nyelekit-gimana gitu yah kalo dapet komen begitu :(
ReplyDeleteTabahkan hatimu yaaaah....
Tapi akan selalu ada aja sih orang2 kayak gitu Win, jadi sebaiknya memang diabaikan aja dan tetap fokus ama kebahagiaan kitaaa...setuju pisan lah :)
Dan turut meng-amin-kan doamu yah, semoga bisa melangkahkan kaki kemana pun itu yang diinginkan dari hasil nge-blog :))
Fighting!!
Fighting jugaa
DeleteIya, yang negatif tinggalin aja. Kita fokus ke yang positif ya, Win. Kita saling mendoakan. Semangat! ^_^
ReplyDeleteSiaap mbak Haya
Deletebetul mba, kita upload foto hadiah GA/lomba memang utk menyenangkan hati yg punya hajat. Jadi biarkan saya mereka berlalu :)
ReplyDeleteSetuju mbak Santi
Deleteya sekarang gitu mbak serba salah ya upload hadiah dibilang pamer padahal emang ada tanggung jawab ke brand. LAnjut aja gpp hehehe
ReplyDeleteHehe iya teh Lidya, lanjuut aja
DeleteSaya memilih fokus pd diri dan hidup saya sendiri mak...hidup sy udh sibuk hihihi gak ada waktu buat nyinyirin org lain. Toh saya selalu menekankan diri untuk byk maklum sm org lain. Alasannya knp ? Demi kedamaian diri juga...nuhun teh :)
ReplyDeleteIya maklumin aja ya. Sami-sami mb Irma
DeleteTampar-tampar muka sendiri!
ReplyDeleteTerima kasih untuk pencerahannya, dear. Truly inspire!
Salam dari Bumi Borneo, ~_*
Aduh jangan ditampar mukanya mbak
Deletehikss.... baca ini jadi pengen nangis rasanya :')
ReplyDelete