Etika di grup online, perlukah? - Sekarang, dengan makin banyaknya orang menggunakan
smartphone, semakin banyak juga orang yang menggunakan fitur aplikasi seperti Whatsapp,
BBM, Telegram, Line dll untuk bisa saling terkoneksi satu sama lain. Banyak
sekali kebaikan yang diberikan fasilitas chatting ini buat kita, terutama dalam
hal komunikasi.
Dari semula fasilitas chatting hanya bisa digunakan secara
perorangan, sekarang mengikuti inovasi sosial media, aplikasi chatting di
smartphone juga bisa digunakan secara berkelompok atau grup. Biasanya,
terbentuknya grup-grup online di smartphone ini karena alasan kemudahan
menyampaikan informasi. Saat diperlukan, sebuah informasi dapat disampaikan
dengan sekali share kepada sekian banyak
orang di dalam sebuah grup tanpa harus mengetik hal yang sama berulang-ulang.
Mungkin nggak berbeda juga dengan kalian, grup yang pertama
dan utama mesti ada di HP saya itu pastinya grup keluarga dan kerabat dekat ya.
Setelah itu baru deh beranak pinak grup-grup dengan background sahabat,
komunitas, teman alumni SMP, SMA sampai Kuliah. Di smartphone saya sendiri ada
belasan grup whatsapp, telegram dan BBM yang saya pertahankan dari mulai
keluarga inti, keluarga besar saya, keluarga besar suami, komunitas sekolah
anak, komunitas orang tua murid anak (ada 3 grup), komunitas arisan, komunitas
rukun tetangga, komunitas penulis nasional,
komunitas penulis regional, komunitas support cancer, komunitas teman alumni
SMP, dan komunitas teman alumni SMA.
Yang bekerja/ berkarier pasti ada juga grup onlinenya sendiri
ya. Kesamaan hobi, kesamaan aktivitas, kesamaan visi biasanya yang membuat
orang sepakat untuk berada di sebuah grup yang sama. Senang memang melakukan dan membicarakan hal
yang disukai atau yang sedang / harus dikerjakan apalagi jika kita sedang ada
masalah, dari hasil pembicaraan itu kita
menenmukan solusinya.
Yang pasti, setiap hari dan malam notifikasi di smartphoneku
nggak pernah libur, ada aja yang dibicarakan di grup dengan topik yang bermacam-macam.
Seru dan seringkali buat hati terhibur, selain bisa jadi sarana nambah ilmu
meskipun cuma jadi silent reader dari percakapan teman lain, tapi juga bisa
buat terpingkal-pingkal karena banyak komentar-komentar kocak berseliweran. Itu
sebabnya saya akhirnya pasang only vibrate mode di HP saya supaya suara
notifikasinya nggak mengganggu.
Nah, masalahnya selain dari hal-hal positif bahkan
menyenangkan tadi, ternyata grup online juga bisa jadi sumber masalah. Nggak
sedikit kasus di mana member grup whatsapp atau BBM atau Line yang akhirnya
memutuskan keluar dari grup karena persoalan itu. Meskipun tak juga bisa
digeneralisir kalau setiap orang yang leave grup online itu karena sedang berkonflik
dengan sesama membernya, ada juga yang keluar karena alasan pribadi, misalnya
membatasi dirinya yang sudah semakin sibuk dan ingin fokus di dalam aktivitas
realnya sehingga harus meninggalkan beberapa grup onlinenya.
Berteman di grup online, bahkan di sosial media dengan
beragam karakter orang tak ubahnya berteman di dunia nyata, ada pola komunikasi
yang sebaiknya diikuti agar pertemanan/persahabatan tetap terjaga. Apalagi di
grup seperti di whatsapp/BBM/Line yang kapasitas jumlah anggotanya lebih terbatas
dibanding sosial media dan biasanya mempunyai hubungan psikologis yang lebih
dekat.
Sekali saja pola itu terlanggar, jalinan persahabatan bisa
saja melonggar bahkan lepas. Di sini perlu ada saling bertenggang rasa, sedekat
apapun satu sama lain tetap harus saling menghargai dan menjaga kata-kata.
Ada beberapa tips yang mungkin bisa menjaga hubungan pertemanan di grup online, seperti di bawah ini :
Ada beberapa tips yang mungkin bisa menjaga hubungan pertemanan di grup online, seperti di bawah ini :
- Saling menyapa. Ucapan selamat pagi, Assalamu’alaikum ataupun ungkapan sapa yang lain selalu menghangatkan suasana grup saat berganti hari. Tak masalah jika sesudah itu tak ada topik yang ingin diperbincangkan.
- Membagi informasi yang bermanfaat untuk teman segrup. Info bermanfaat di sini maksudnya atas latar berlakang pengalaman pribadi atau pengalaman orang lain, jadi bukan broadcast meskipun nggak masalah juga dengan broadcast sepanjang infonya berguna. Terlalu sering membagi info broadcast akan membuat jenuh bahkan kejengkelan teman satu grup. Di grup komunitas penulis, saya sering mendapat info-info lomba menulis atau undangan-undangan event tertentu dari agent suatu produk hingga merespon usulan-usulan yang positif misalnya seperti membuat kelas blogging,kelas inspirasi dll.
- Melempar joke atau humor yang menyegarkan suasana. Bercanda dengan teman di grup tentu menyenangkan asal tidak mengusik SARA ya. Ini akan menambah manis persahabatan dan lebih menerbitkan rasa kangen ingin lekas jumpa.
- Menyampaikan berita duka entah teman atau kerabatnya yang sedang sakit atau berpulang akan lebih efektif sehingga bisa lebih mudah juga mengatur rencana untuk menjenguk ataupun berziarah ke rumahnya.
- Mengucapkan selamat atas nikmat karunia yang diterima teman, ikut senang dengan kegembiraannya misalnya pada teman yang akan pergi jauh ke luar negeri, beribadah umrah atau haji, teman yang sembuh baru pulang dari rumah sakit, teman yang sedang berulang tahun, teman yang akan menikah dan sebagainya akan menyenangkan hatinya.
- Tidak nyinyir, bertujuan menyindir salah seorang teman di grup karena suatu hal yang tidak kita setujui ataupun yang tak kita sukai. Sehalus apapun nyinyiran ataupun sindiran itu akan terasa oleh sesama yang sudah berteman lama. Sindiran/ nyinyiran bisa bertema apa saja, yang paling banyak terjadi hingga merusak pertemanan biasanya nyinyiran tentang politik. Entah kenapa sejak pilpres 2014 kemarin tema ini sangat panas dan sensitif. Nyinyiran atau Sindiran itu kadang bernada canda, tapi percayalah ia tetap akan melukai teman kita. Apalagi jika sindiran itu diterima oleh teman yang berkarakter ekspresif dan terbuka, jika ia tak suka bisa saja terjadi pertikaian di grup yang pasti akan merembet pada hubungan pertemanan di alam nyata. Jika ia seorang yang inferior, kemungkinan ia akan mengundurkan diri dari grup. Ini bisa dimaklumi, tak seperti di sosial media facebook misalnya yang bisa unfollow orang yang sering membagi status yang tak enak dibaca tanpa harus memutuskan pertemanan dengannya, di grup online seperti whatsapp tak ada fasilitas itu sehingga mau tak mau orang yang sudah merasa tak nyaman dengan seorang teman akan mengorbankan dirinya sendiri keluar dari pertemanan di grup.
- Tidak menjadikan grup arena berbisnis secara berlebihan, jadi bukannya nggak boleh. Menayangkan foto dan video berkali-kali yang khusus untuk whatsapp bisa tersimpan secara otomatis di galery teman kita. kecuali jika memang sejak awal dibuat grup diperuntukkan untuk hal tersebut. Mengirim foto/video atau broadcast ke grup seperti juga mengirim hal yang sama ke alamat WA/BBM/Line pribadi orang lain ataupun grup bisa mengganggu kenyamanan teman. Kecuali jika info tentang produk yang kita jual itu diperlukan dan diminta untuk di-upload di grup. Jika berniat untuk mempromosikan produk yang kita jual bisa dipasang fotonya di DP kita berikut statusnya yang menjelaskan performa produknya. Toh biasanya orang cenderung senang memperhatikan perubahan newsfeed di timelinenya bukan ? Jadi tak usah khawatir promo dagangan kita tak ada yang melihat.
- Tidak mengunggah sesuatu yang bisa menimbulkan kesedihan/kecemburuan teman, semisal foto kemesraan dengan pasangan, foto kendaraan baru, foto perhiasan baru, foto rumah baru, dan lain-lain. Grup whatsapp/BBM/Line bahkan grup di sosmed adalah ruang tempat berkumpul bersama yang kondisi setiap orangnya bisa saja berbeda-beda. Di antara mereka mungkin ada yang belum menikah di usianya yang sudah dewasa, bahkan mungkin ada yang karam rumah tangganya, bisa jadi di antara teman kita ada yang kurang secara finansial, mungkin di antara mereka ada yang mengidap penyakit berat dan kemungkinan-kemungkinan lain. Jika ingin mengunggah hal-hal di atas sebagai bentuk berbagi kebahagiaan bisa di akun pribadi masing-masing saja. “Lho suka-suka gue dong mau upload apa aja, itu mah pikiran mereka aja yang selalu dengki dan sirik”. Wah rasanya dalam hubungan apapun, nggak ada yang namanya suka-suka gue itu. Untuk menjadi diri sendiri yang unik nggak harus dengan mengusik orang lain. Sudah banyak ruang disediakan bagi kita untuk mengekspresikan diri seperti instagram, path, facebook, blog, youtube dan sebagainya di mana kita memiliki akun pribadi atasnya. Di sana kita bebas mengunggah apa saja, tapi tidak di grup online kecuali dalam kadar yang sewajarnya. Berendah hati akan membuat teman kita merasa dihargai.
- Tidak mengusik SARA (Suku, Agama dan Ras). Seperti sebagian telah diulas pada pont ke-3 di atas, di grup online sebaiknya tidak melempar topik, mengunggah foto ataupun video yang mengusik SARA. Suasana akrab bisa tiba-tiba beku dan ini akan memperlihatkan kualitas kebijakanmu saat tak bisa menghargai perbedaan. Mensikapi perbedaan sebagai bahan celaan bahkan permusuhan, bukan kekayaan yang harus dihormati akan membuat dunia kita sempit dan tak indah lagi.
- Tidak Saru alias tidak mengunggah foto / video atau membahas topik dengan konten pornografi.
Jadi, etika di grup online, perlukah ? Sangat perlu menurutku, di sisi keunikan setiap kita ada aturan tak tertulis yang bisa kita ikuti bersama demi terus berlangsungnya persahabtan. Semoga tak ada
hal-hal tak enak yang kita rasakan dalam pertemanan ya. Bagaimanapun,saya
percaya silaturahmi akan membuat usia kita berkah dan rejeki bertambah. Jadi
yuk tetap semangat bergrup online.
setuju mbak, terutama itu jangan berlebihan jualan di grup online, kecuali memang grupnya berisi lapak penjualan, dulu pernah jualan gitu di salah satu grup, ealah abis itu ga ada yang komen hehe
ReplyDeleteHihihi sesekali buka lapak di grup gapapa ya mak Ev. Apalagi klo barangnya memang diperluin temen2 segrup. Klo aku respect sama OS yg jualan di lapaknya sendiri cuma di DP aama status tapi rajin update. Kl aku perlu langsung nyari ke bbnya dia aja.
DeleteWah setuju banget mbak..
ReplyDeleteBerubung saya udah pernah ngalamin yg namanya seller dan buyer online jadi taulah ky gimana rasanya ..
Paling sebel waktu jual brg bagus dan ada yg nawar kejam, Misal ane jual 200rb ada yg nawar 75. Nah lo.. Sakitnya tuh disini :(
Nah ini curhat dari OS, semoga dapet konsumen yg baik2 yaa hehe
DeleteAtuhlaaaah...
ReplyDeleteSemua group yang aku ikuti ku silent semua notif nya biar gak berisik bhahahaha...
Gak pernah kutengok juga group nya, tapi kalo mau leave gak enak hehe...
Dan kalo ada apa2 aku seringnya di japri gitu hehr...
Atuhlaaah ini bener Bi Erry yang komen ? Nanti temen2;di grup histeris secara mereka doyan drakor hiihihi
ReplyDeletebaru mau gabung di keb, eh kayaknya ada syarat yang gak memenuhi nih mbak :D
ReplyDeleteApakabar mbak? :)
Waah syarat apa yang belum mbak Ivonie ? Semoga bisa cepet gabung ya. Alhamdulillah saya baik, mbaknIvon sendiri bgm ? :-)
ReplyDeleteDi semua tempat tentu ada etika yang harus dijunjung tinggi, tertulis maupun tak tertulis
ReplyDeletePelanggaran terhadap etika bisa menyebabkan kita dikucilkan, dijadikan bahan omongan, dan bahkan di hapus, samoai dituntut secara pidana jika perbuatannya sudah keterlaluan.
Salam sayang dari Jombang
Setuju pakde :-)
DeleteSetujuuu, smoga dg ini bisa tambah mengakrabkn
ReplyDeleteAamiin.semoga ya dek :-)
Deletewalaupun di dunia maya tetap harus dijaga etika kesopanan ya
ReplyDeleteEtika melekat di mana aja ya teh
Deletesaking takutnya mbak, lebih sering jadi silent reader saya....komen paling yg soal emak2 saja...
ReplyDeletemakasih tipsnya mbak winny.... bermanfaat sekali :)
ReplyDeleteaku kadang silent reader aja....
ReplyDeletekalau lagi pengen ya komen xD
tapi iya kalau ada yang jualan malesss dweeeeeeeeeeeeeeeeeee
Tulisan yang bagus. Saya ijin untuk membagikannya ke grup WA saya suatu saat nanti ya Mbak Winny, kalau diperlukan. terimakasih sebelumntya :-)
ReplyDeleteAku copas mba, n share d grup bbm. Aku prnah kluar dri grup krna ga than dinyinyiri tmn tpi msuk lgi krna ad yg invite, mau diabaikan ga enak sma anggota yg lain. Tar diira sombong...
ReplyDelete