Thursday, February 6, 2020

Mendaki Gunung Melintas Rimba, Berguru kepada Alam

Awal Ketertarikan Pada Pendakian Gunung



Secara pribadi saya sendiri sejak kecil adalah pecinta jalan kaki di alam terbuka. Dari terbiasa berangkat dan pulang sekolah waktu SD karena jarak antara rumah dan  sekolah yang cukup jauh namun ada di lingkungan yang masih bernuansa pedesaan.

Beranjak SMP saya masih pulang pergi berjalan kaki karena jarak ke sekolah dari rumah masih kurang lebih sama dengan waktu masih SD.  Tapi di SMP saya mulai mengikuti kegiatan pramuka dimana di dalamnya sering dilakukan kegiatan camping dan baris berbaris.

Mulai SMA dimana sekolah saya mulai bergeser ke arah kota dan mau gak mau perlu menggunakan transportasi umum kalau gak mau disetrap guru karena kesiangan 😁. Etapi jangan salah, sesekali saya pulang jalan kaki juga loh kalau lagi kangen pacar jalan walaupun jarak SMAku ke rumah ada sekitar 7 KM.  "Aku anak biskuat Mah" 💪

Doc. Millichronicle.com


Kenapa tetep jalan kaki?  Karena jalan kaki itu menyenangkan. Membuat waktu berjalan sedikit lebih lambat dan dunia terlihat bergerak secara slow motion minta di-capture banget oleh mata lalu turun ke hati.

Berjalan kaki membuat saya lebih bisa mencermati suasana depan belakang kiri kanan secara lebih presisi dan akurat. Bisa menikmati langit, orang-orang yang berlalu lalang ataupun yang berjualan. Detail bajunya, paras mukanya, gesturenya. Kalau gak sengaja bersitatap kan jadi saling senyum.

Kadang dengan jalan kaki kita juga jadi berkesempatan menolong orang, entah bantu menyebrangkan jalan orang tua, mengantarkan anak yang  kesasar ke ayah ibunya, kasih sedikit uang buat gelandangan udah sepuh, atau sekadar ngajak senyum/ketawa  anak bayi yang bete karena ibunya kelamaan adu tawar sama pedagang daster.

Doc. inspiredworld.com


Intinya, jalan kaki itu nikmat, karena dia kasih kita detail perjalanan.

Nah, yang begitu mana ada kalau kita duduk di kendaraan umum, Bis atau angkot misalnya. Yang ada kita diem-dieman sambil liatin jalan di luar.  Iya kalau Cuaca di luar bagus, kalau pas hujan mana ada bapak-bapak yang merokok. Kelar deh.

Kadang-kadang saya ingat-ingat pernik jembatan atau lampu kota yang dilalui saat jalan kaki ke rumah. Nanti kapan-kapan ada waktu senggang, saya lukis pemandangan itu di sketch book.

Bertahun-tahun kemudian, hingga kini  kebiasaan jalan kaki gak pernah berubah. Sama seperti masa SMP saya, kadang kalau lagi sedih atau sekadar ingin refreshing saya pasti jalan kaki di sekitar rumah yang kebetulan terletak di bebukitan atau menyengaja jogging di taman kota yang asri banyak pohon-pohonnya.

Channel YouTube para Pendaki


Pada suatu hari,  saya lupa sih kapan tepatnya tapi kurang lebih setahun yang lalu saya menemukan tokoh komika Indonesia yang ternyata seorang pendaki gunung. Namanya Dzawin Nur Ikram. Juara 4 SUCA 2 di TV Kompas.

Jujur saya gak tertarik sama stand up comedy-nya melainkan suka dengan kegiatan hiking-nya dan kepribadiannya yang lucu kocak selama melakukan pendakian bersama teman-temannya.

Saya pikir, ini asyik nih mendaki gunung kalau berteman orang yang humoris. Perjalanan jadi gak jenuh, lupa sama capek, yang ada ketawa terus.

Saya ikuti terus ekspedisi dia ke berbagai gunung di Indonesia, sampai akhirnya sampailah dia ke puncak obsesinya yaitu melakukan ekspedisinya ke Nepal untuk menjajal gunung tertinggi di dunia, Gunung  Everest. Gila ! perjalanan ke Everest menurut kabar dan dari celoteh Dzawin Nur sendiri selain tingkat kesulitannya yang tinggi karena altitudenya yang bisa dibayangkan dari sebutannya saja sebagai gunung tertinggi di dunia pasti merupakan pendakian yang sangat berat dan beresiko tinggi tapi juga dari segi biaya yang bisa mencapai puluhan juta perorang jika dilakukan secara rombongan padahal menggunakan fasilitas ala backpacker alias akomodasi seadanya.

Nah,  bermula dari channel YouTube  Dzawin Nur inilah lalu ketertarikan saya menonton channel YouTube para pendaki ini menular ke channel-channel pendaki lain seperti Fiersa Besari, Rikas Harsa, Kembara Biru, Tyo Survival, Adinda Thomas, Alan Khudori, Arsal Bahtiar, Medina Kamil, Afgan Fazri Handoko, Ric Snt,  Jejak Awan, Laredolan Story, Dicky Satriya, Prasodjo Muhammad (Prasodjo adalah salah satu pendaki gunung yang channel YouTubenya penuh dengan cerita pengalaman mistis di Gunung) dan masih banyak lagi, ditambah channel-channel komunitas pecinta alam seperti Wanadri dll.



Dari perjalanan mereka saya menitipkan mata, telinga dan perasaan. Seakan saya melompat keluar dari jendela kamar  mengikuti petualangan para hikers, menaklukan diri mereka sendiri demi memanjat gunung yang tinggi dan penuh resiko berbahaya di dalamnya.

Saya menatap semua itu dengan rasa takjub dan tiba-tiba entah kenapa saya merasakan  betapa sayapun merindukan pendakian .... by myself.







Mengenal nama gunung-gunung di Indonesia 

Menyimak perjalanan dan ocehan para pendaki gunung yang sekaligus youtuber dimana pada  setiap channelnya tanpa terasa  saya menontonnya secara marathon semua isi playlist-nya saking enjoy-nya, lama-lama saya mulai merasa familiar dengan gunung-gunung yang mereka sambangi, seperti misalnya :

Gunung Rinjani, Semeru, Mahameru, Selamet, Arjuno, Sumbing, Sindoro, Kembang. Papandayan, Cikuray, Kerinci, Merbabu, Lawu, Salak, Ceremai, Merapi, Tangkuban Parahu, Perau, Welirang,  Singgalang dll.






Salah satu kenikmatan teknologi informasi di era YouTube ini adalah saya merasa ikut bertualang dan mendaki bersama para survivor itu .

Ikut melihat dan menikmati suasana hutan, tebing, jurang, pepohonan, kawah, bebatuan baik disaat Cuaca panas terik sehingga ikut kegerahan maupun hujan deras sehingga ikut merasa basah kuyup dan kepayahan melihat dengan susah payah para climber itu terus mendaki dengan sepatu berat karena tanah merah  telah bercampur air hujan.








Twilight 

Edelweiss 


Gak ada yang gak mungkin.
Di gunungpun bisa-bisa aja bikin green tea coffee.



Sun rise 





Namun juga merasakan haru, lega dan kebahagiaan saat mereka berhasil mencapai puncak dan memperlihatkan keajaiban dan keindahan alam yang hanya bisa disaksikan di atas sana.



Mengenal istilah-istilah yang berhubungan dengan pendakian :



Selama menyimak dunia mendaki gunung, saya mulai akrab dengan istilah-istilah yang berhubungan dengannya. Saya merasa istilah-istilah ini baru dan penting.

Beberapa istilah baru yang mulai saya kenal ini diantaranya adalah :

1. Logistik : adalah perbekalan atau persediaan makanan dan minuman untuk memenuhi kebutuhan selama masa pendakian dan camping.

2. Simaksi : adalah singkatan dari Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi. Simaksi ini bisa diurus secara langsung ataupun online. Jadi demi ketertiban dan keselamatan pendaki juga mendapatkan simaksi ini sangat penting ya guys.

3. Survivor : dalam pendakian gunung istilah survivor sering disematkan kepada sosok pendaki karena seorang pendaki gunung adalah juga orang yang sedang bertahan hidup di alam bebas yang memiliki kondisi dan perubahan cuaca yang tidak terduga.

4. Leader : adalah ketua rombongan (jika pendakian dilakukan secara bersama dalam satu atau beberapa kelompok). Leader bertugas untuk  memimpin kelompoknya dan berhak memutuskan hal-hal penting terkait pendakian. Leader diangkat demi lancarnya kegiatan pendakian hingga turun kembali ke bawah Maka harus dipilih orang yang cakap,  berpengalaman dan berkarakter baik karena keputusan-keputusannya bisa menentukan keamanan, kenyamanan dan keselamatan anggotanya.

5. Sweeper : adalah pendaki yang diletakkan di posisi paling belakang rombongan. Tugasnya adalah menjaga dan melindungi rombongan termasuk resiko tercecernya barang atau pendaki yang tertinggal rombongan.

6. Ranger : biasanya adalah mitra dalam kegiatan mendaki gunung yang bertugas melakukan pengawasan atau pencarian dan penyelematan jika terjadi suatu kecelakaan atau ada pendaki yang tersesat.
Biasanya anggota Ranger terdiri dari  masyarakat setempat yang dulunya bekerja sebagai penggarap lahan, pemburu binatang atau aktivitas lainnya di kawasan hutan.

7. Base camp : adalah tempat awal berkumpulnya para pendaki di sebuah gunung. Di basecamp ini selain bisa digunakan untuk  melakukan registrasi untuk mendapatkan simaksi (Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi), biasanya basecamp juga digunakan oleh para pendaki yang baru datang dari daerah masing-masing untuk melakukan persiapan akhir jelang pendakian seperti makan untuk menguatkan kondisi badan, mempersiapkan logistik, me-recharge gadget karena banyak pendaki yang melakukan kegiatan pemotretan alias foto-foto bahkan merekam video misalnya untuk upload YouTube, bahkan banyak juga pendaki yang kesorean atau kemalaman ikut menginap di basecamp untuk mulai melakukan pendakian di pagi harinya.

8. Jalur : adalah bagian jalan yang digunakan untuk lalulintas pendakian atau penurunan gunung yang sering berupa jalan setapak yang sempit  yang hanya bisa dilalui satu atau dua orang sehingga jika pendakian dilakukan oleh suatu rombongan atau grup maka perjalanan dilakukan secara berbasis dari depan hingga belakang.

9. Shelter : adalah tempat bermalam yang dibuat untuk berlindung sementara di pos-pos pendakian. Biasanya shelter dibangun secara sederhana sebagai naungan sementara para pendaki saat cuaca hujan atau kepanasan.

10. Pos : adalah tempat singgah sementara para pendaki sebelum mencapai puncak. Biasanya pos-pos ini terletak di tempat-tempat yang landai dan agak luas sehingga bisa digunakan untuk menginap dan beristirahat. Di beberapa pos atau tempat-tempat di sekitarnya biasanya terdapat sumber mata air yang bisa digunakan pada pendaki untuk membersihkan diri atau mengisi ulang kebutuhan airnya.

11. Camp / Camping : adalah kegiatan menginap atau bermalam di alam terbuka yang biasanya menggunakan tenda.

12. Altitude : posisi ketinggian diukur dari permukaan laut. Satuannya adalah mdpl yang merupakan singkatan dari meter di atas permukaan laut. Contoh penggunaan dalam kalimat misalnya "Altitude at 2547 m" atau "Kita sekarang berada di ketinggian 2547 mdpl".

13. Summit : atau ada juga yang sering menyebutnya dengan summit attack adalah kegiatan muncak dimana pendaki melanjutkan pendakian dari pos terakhir di atas gunung sedikit jarak lagi menuju puncak.

14. Bonus : adalah spot landai yang bisa ditemui di track pendakian yang terus menanjak bahkan curam tapi tidak bisa digunakan untuk nge-camp hanya sekadar untuk rehat Sejenak dari lelahnya mendaki.  Itu sebabnya banyak pendaki yang sering tiba-tiba berteriak "Bonus!!! " karena saking senangnya menemukan spot landai setelah berjam-jam mereka melalui jalur

15. Porter : adalah orang yang memandu perjalanan sekaligus membantu membawa perbekalan pendaki. Biasanya porter ini disediakan oleh pengelola taman nasional alias pengelola gunung.

16. Carier : adalah semacam backpack yang biasa digunakan oleh para pendaki gunung atau traveler yang bisa memuat banyak logistik dan peralatan camping seperti tenda, sleeping system, dan kompor gas.

17. Survival Kit : adalah perangkat untuk bertahan hidup saat sedang melakukan pendakian gunung atau penjelajahan hutan atau sedang bertahan hidup dalam sebuah bencana. Survival Kit bisa terdiri dari kotak P3K, kantung tidur, jas hujan, selimut darurat, korek api, head lamp untuk pendakian malam,  peralatan sinyal darurat (kompas Peta,  cermin, peluit, kembang api untuk memberi tanda saat kita tersesat atau jatuh atau dalam keadaan darurat lainnya dll).

18. Aklimatisasi : adalah penyesuain / adaptasi kondisi tubuh di tempat dengan ketinggian, suhu dan cuaca baru supaya terhindar dari gangguan fungsi tubuh akibat perubahan cuaca, suhu atau ketinggian yang ekstrim. Efek dari tidak dilakukannya aklimatisasi diantaranya adalah  bisa menyebabkan Kepala terasa berat/sakit, dada sesak sulit bernapas, jari-jemari kebas dan kaku dll


19. Tracking adalah perjalanan panjang dengan berjalan kaki menuju puncak gunung.

20. Hiking : adalah berjalan kaki di alam bebas atau ada juga yang memaknai hiking sebagai kegiatan mendaki bukit atau gunung.

21. Tektok : adalah kegiatan mendaki gunung dan menuruninya kembali dalam waktu sehari tanpa menginap atau camping.

22. Hypothermia : adalah suatu kondisi dimana terjadi penurunan suhu  tubuh secara drastis. Dalam kegiatan mendaki gunung hypothermia bisa terjadi karena diakibatkan oleh kondisi cuaca alam yang ekstrim misalnya hujan lebat dalam waktu lama sehingga pendaki bisa jadi karena kurangnya perlengkapan seperti ponco atau mantel yang menyebabkan dia kebasahan dan kedinginan dalam waktu lama.  Hypothermia bisa juga terjadi akibat besarnya terpaan angin atau begitu rendahnya suhu udara di gunung sementara dia tidak memiliki sleeping and warmer system yang memadai.

23. Dehidrasi : adalah kondisi sangat  kurangnya persediaan cairan di tubuh bisa karena kurang minum dari ukuran standar yang dibutuhkan tubuh ditambah kurangnya asupan cairan dari makanan yang dikonsumsi. Keadaan dehidrasi bisa sangat berbahaya bagi tubuh karena bisa menyebabkan menurunnya fungsi organ-organ penting tubuh.

Cerita-cerita Mistis 




Cerita pengalaman-pengalaman mistis dalam perjalanan para pendaki di gunung sebetulnya sudah banyak saya dengar. Apalagi di sosial media bertebaran kisah-kisahnya baik yang katanya peristiwa sebenarnya, mitos, maupun fiksi. Mungkin banyak pembaca Goresanku yang mengenal cerita yang berjudul "Desa Penari" salah satu cerita yang pernah viral di thread twitter lalu menyebar ke platform sosmed lain sampai dibuatkan filmnya.

Di dunia para YouTubers apalagi youtuber yang sekaligus climbers / mountaineers alias pendaki gunung, cerita-cerita pengalaman  mistis ini sering dikisahkan dan diunggah yang memang berhasil menarik perhatian netizens (termasuk saya hehe).

Tapi, secara pribadi saya sangat menghargai mas Momo seorang pendaki solo (yang sering melakukan pendakian gunung sendirian)  sekaligus pemilik channel Kembara Biru. Serta youtubers-youtubers lain yang tidak mau membuat konten mistis untuk videonya karena menganggap segala hal yang menyeramkan itu negatif dan menurut pendirian mereka, mereka tidak ingin menyebarkan hal negatif itu kepada masyarakat atau minimal subscribernya.

Sebuah keputusan yang bijak dan menurut saya beliau tidak bermaksud mengecilkan yang berbeda pendapat dengannya.

Melihat kepribadiannya (yang saya simak dari hasil menonton video-videonya) dia nampaknya hanya ingin tetap meninggalkan kesan yang indah tentang gunung. Saya masih ingat kata-katanya saat menceritakan pengalaman solo hikingnya pada sebuah malam di salah satu Pos di Gunung Sumbing :

"Semalam sebenarnya saya kurang bisa tidur. Ada hal-hal yang sulit saya ceritakan. Saya benar-benar sendiri (tak ada grup pendaki lain yang camp). Banyak sekali suara (dari luar tenda) entah itu seperti suara langkah kaki, suara ranting diseret,suara lengking entah binatang apa dsb. Jujur saya merasa takut pada awalnya, tapi lama kelamaan semua itu terasa menyatu dengan alam,  dengan diri saya sendiri. Dan menjadi harmoni."

Berguru Kepada Alam 



Ada pepatah mengatakan :

"Pengalaman adalah guru terbaik".

Ini bermakna, bahwa sebagai manusia yang hidup dan selalu bergerak sesungguhnya pada setiap apapun yang dialaminya ia akan menemukan pelajaran jika menyadarinya. Dari sejak bayi hingga bertambah usia menjadi remaja, dewasa lalu menua, Ada banyak guru kehidupan yang kita bisa belajar darinya. 

Sayang, kadang karena rutinitas dan kesibukan yang monoton, kita sering mengabaikan pelajaran-pelajaran hidup yang penting itu.  Kita telah tak peka karena terlalu hiruk pikuknya keseharian kita. 

Dan mungkin itu sebabnya banyak orang yang lalu menepi, mencari jati  diri, menelisik isyarat dan makna bahkan hingga memanjat gunung dan menjelajah belantara. 

Dan saya pribadi menemukan banyak ketakjuban karena berlimpahan pelajaran dari pendakian gunung.

Apa saja pesan penting yang saya dapatkan dari pendakian gunung? 

1. Menyendiri dan Kontemplasi

Solo hiking. Ini adalah salah satu fenomena di dunia pendakian gunung yang jujur membuat saya takjub. Belum habis kekaguman saya pada para pendaki gunung yang melakukannya secara berkelompok antara 2,3,5,7 hingga belasan orang karena sulitnya perjalanan.

Sekarang koq ada orang yang mau mendaki gunung dan bahkan camping sendirian di atas gunung yang sepi, yang dingin, yang basah jika cuaca hujan.

Tapi demikianlah kehidupan, sesungguhnya dimanapun tempatnya tiada bedanya karena ini berhubungan dengan type dan karakter manusianya.

Sebagaimana di kehidupan bawah / kehidupan masyarakat di desa atau kota, toh ada orang dengan kepribadian ekstrovert yang senang keramaian dan banyak teman, ada juga yang introvert yaitu kepribadian yang senang dengan kesendirian. Jadi sebenarnya tak ada masalah dengan mendaki gunung sendirian asal benar-benar sudah dipersiapkan dan dengan bekal ilmu dan perlengkapan yang cukup serta aman.

Para solo hikers di dalam maupun luar negeri rupanya sangat menikmati solo hiking yang dengannya mereka bisa beristirahat, menjauhkan diri dari kesibukan yang menyesakkan dada suasana alam bebas yang menentramkan.

Dalam kesendirian biasanya para hikers bisa lebih banyak berkontemplasi, banyak mendapatkan inspirasi dan bahkan banyak menghasilkan karya. Salah satunya adalah Momo pemilik channel Kembara Biru, atau Dzawin Nur, atau Manji dan Nugie yang kita kenal sebagai penyanyi, mereka semua adalah para pendaki gunung yang produktif menghasilkan karya seni.





2. Mendaki Bareng dan Kebersamaan

Seperti yang saya tulis sebelumnya, sebenarnya kegiatan pendakian gunung yang saya tahu biasanya dilakukan secara berkelompok atau grup alias beramai-ramai.

Iyalah, ke gunung suatu  tempat yang sulit dicapai dan banyak mitos di dalamnya saya yakin akan seru sekali  jika dilakukan bersama teman beramai-ramai.

Selain keseruan dan kenangan bersama kawan kita juga pasti akan bisa banyak belajar tentang disiplin misalnya. Karena mengatur orang lebih dari satu apalagi banyakan itu tidak mudah.

Mendaki gunung yang banyak pantangan dan aturannya itu perlu kedisiplinan tinggi dari anggotanya. Jangan sampai jika salah satu melanggar, semua teman seperjalanan terkena imbasnya. Disinilah kebersamaan  diuji , bagaimana setiap orang dilatih untuk menahan egonya demi keselamatan bersama.

Lebih dari itu ada banyak hal yang bisa dipetik dari pengalaman mendaki bareng, diantaranya adalah persahabatan. Kadang sesama pendaki yang semula tidak saling kenal pun,  di gunung yang sepi bisa menjadi akrab dengan saling menyapa dan saling berbagi.

Jujur, saya merasa mendaki bareng itu lebih indah mesk minimal hanya berdua.



3. Mandiri dan Survival

Kegiatan mendaki gunung pada hampir semua pelakunya mengajarkan hal-hal yang penting, satu diantaranya adalah kemandirian dan ilmu bertahan hidup di alam liar.

Lucu aja dan salut saya buat para pendaki gunung yang terutama dari kalangan berkecukupan" yang saya tahu sering mendapat gangguan mau-maunya melakukan perjalanan yang sangat sulit.

Dalam video Adinda Thomas ada satu episode yang mengilustrasikan betapa beratnya perjalanan rombongan di Gunung Salak Bogor/ Sukabumi karena cuaca hujan dan track untuk berjalan tiba-tiba berubah menjadi seperti air terjun yang deras airnya meluncur dari atas ke bawah. Tidak cuma membuat basah kuyup dan kedinginan tapi juga merepotkan dan memberatkan perjalanan para pendakinya karena pada situasi itu berhenti adalah keputusan yang salah karena menaaang tendapun tidak memungkinkan jika sedang berada di jalur yang banyak Batu dan pepohonan lebat dan basah.

Tak ada pilihan kecuali tidak menyerah dan  terus maju. Sungguh ujian ketabahan.



4. Menghargai Alam

Ada 3 pantangan pendaki gunung yang harus diketahui sebelum tracking dimulai. Biasanya informasi ini diberikan di tempat transit awal para pendaki berkumpul yaitu Basecamp.

3 peraturan itu adalah :

  • Jangan meninggalkan apapun kecuali jejak dan kenangan.  
  • Jangan mengambil apapun kecuali gambar / foto
  • Jangan membunuh apapun selain waktu 

Yang bermakna :

  • Jangan meninggalkan sampah, puntung rokok apalagi yang masih menyala (bisa kebakaran lho) dan semua yang bisa mengotori hutan dan gunung. Di beberapa basecamp taman nasional, misalnya di basecamp Gunung Kembang, pengelola BC menjual jerigen untuk menjadi wadah air. Untuk mengurangi resiko menumpuknya botol plastik bekas air mineral dimana-mana. Peraturan ini juga memerintahkan kepada semua pendaki untuk membawa turun kembali sampah mereka ke bawa dan gunung harus tetap murni abadi. 
  • Makna peraturan kedua adalah suatu larangan bagi para pendaki untuk mengambil apapun yang bukan miliknya termasuk bunga Edelweiss yang terkenal itu. Larangan mengambil apapun sama artinya dengan larangan mencuri kekayaan Gunung sekecil apapun karena itu bukan hak kita dan akibatnya bisa merusak ekosistem dan lingkungan. 
  • Jangan membunuh apapun bermakna jangan menyakiti siapapun atau apapun itu selama pendakian ataupun penurunan Gunung apalagi membunuh. Jika tidak sangat terpaksa usahakan jangan mematahkan ranting, jangan mencoreti batu-batu atau batang pohon, jangan ketepel burung, intinya jangan menyakiti apapun. 


Selain peraturan yang bersifat fisik ada juga aturan tak tertulis yang sudah difahami para pendaki gunung, misalnya harus menjaga adab dan kesopanan, baik perilaku maupun tutur kata. Tidak boleh bicara "sompral" adalah aturan yang sangat terkenal saya kira dan banyak yang mematuhinya karena terkait kekhawatiran pada hal-hal ghaib.

Jika direnungkan, sesungguhnya ajaran tata krama di Gunung adalah ajaran tata krama yang seharusnya berlaku juga di kehidupan keseharian kita di manapun adanya.

Kekhawatiran-kekhawatiran yang biasanya muncul di gunung jika kita melanggar aturannya seharusnya terbawa juga pada kehidupan di rumah,  sekolah,  kantor, pasar,  lapak jualan,  pabrik, mall, pinggir-pinggir jalan, jembatan dll.

Apa kita bisa juga menjaga adab lisan dan laku di kehidupan keseharian ?. Apa kita bisa tidak membuang sampah sembarangan ? Apa kita bisa tidak mengambil apapun yang bukan hak kita di tempat kerja ?

Apa kita bisa bicara sopan di rumah, di sekolah, di kantor,  di pasar-pasar,  di sosial media karena takut menyinggung hati orang lain seperti kita takut bicara gak sopan karena takut diganggu setan di hutan ? Ahh semoga ya.






5. Komunitas Pecinta Alam dan TIM SAR

Berawal dari berita ditemukannya jenazah Thoriq  Rizky Ahmad Maulidan pada hari Jum'at 7 Juli 2019 setelah 12 hari kehilangan dan dilakukan pencarian oleh team SAR dari gabungan para relawan dari berbagai komunitas pecinta alam, saya mulai 'ngeh' dengan keberadaan mereka yang sebenarnya sudah lama saya tahu tapi belum menjadi perhatian saya.

Tanpa sengaja saya menemukan video wawancara dengan seorang relawan dari Wanadri penemu pertama jenazah Thoriq di tebing jurang Gunung Piramid Bondowoso. Dari 4 video wawancara itu saya diberi gambaran yang mengagumkan bahwa masih ada rasa saling peduli itu.

Selama ini saat saya mendengar kabar kecelakaan atau bencana dan kegiatan pencarian serta penyelematan korban oleh para relawan saya seperti tak bergeming. Bukan tak peduli hanya saja memandang itu sebagai gal yang biasa.

Di peristiwa kehilangan seorang pendaki remaja di Gunung ini entah kenapa pandangan itu berubah. Untuk mencari seorang korban anak remaja yang hilang, betapa tim relawan melakukannya tidak sekadar melakukan kewajiban, tapi penuh dengan ketulusan dibantu masyarakat di kaki Gunung Pyramid dan aparat terkait mereka saling bersinergi.

Dari batas waktu pencarian 7 hari Tim relawan Wanadri yang berjumlah 10 orang memohon izin tambahan waktu. Baru pada hari ke 12 jenazah Thoriq ditemukan oleh seorang relawan Wanadri bernama Eko Prasetyo itupun di batas terakhir jam pencarian yaitu sekitar  pukul 15 karena semakin sore jika masih melakukan penyisiran akan membahayakan relawan sendiri disebabkan berbahayanya lokasi dan perubahan  cuaca.  Lalu komandan tim memutuskan perpanjangan waktu untuk mengangkat jenazah walaupun evakuasi penuh pada akhirnya dilakukan keesokan harinya.

Ketulusan dan perjuangan untuk menolong sesama yang bukan siapa-siapa mereka dengan begitu beratnya dan secara bahu membahu begitu menyentuh hati. Dan itu bukan hanya pada peristiwa evakuasi di Gunung Pyramid saja, tapi seluruh ekspedisi search and rescue di seluruh musibah dan bencana khususnya yang terjadi di Indonesia.

Sejak itu, Wanadri, Mapala, Himpala, tim SAR gabungan dan segenap organisasi atau komunitas pecinta alam Indonesia menempati posisi terhormat di hati saya.


Wahyu Eko Prasetyo
Anggota Wanadri
Penemu jenazah Thoriq pertama kali
Di Gunung Piramid 




Kebijaksanaan


Gunung-gunung yang dari kejauhan  nampak keras tidak ramah, tinggi mencakar langit tak terjangkau, misterius, penuh mitos mistis, sulit dan menakutkan.

Nyatanya bila dekat, gunung adalah sahabat yang melindungi. Mengubah manusia-manusia keras dan sembarangan menjadi lembut hati, tertib dan beradab. Mengajarkan banyak hal tentang kesetiaan, ketulusan dan menebar kebaikan.

Gunung adalah kebijaksanaan dan guru, tempat manusia belajar tentang dirinya sendiri dari liarnya alam.

Semoga dipertemukan di ketinggiannya. Aamiin.
Salam lestari.




Saturday, February 1, 2020

Hari Hijab Sedunia di Mataku




Late banget postingnya, tapi kalau ini memang  #worldhijabday alias hari hijab sedunia izinkan saya ikut meramaikannya karena apapun kebaikan itu pantas dirayakan, walaupun terlambat. Walaupun sederhana

Sebagai diri yang biasa berkerudung sehari-hari  sejak duduk di kls 3 SMA saya memang mengenakannya pada awalnya hingga saat ini dan mungkin akhir nanti karena meyakini wajibnya. Khususnya untuk saya sendiri sebagai muslimah.

Bisa jadi keyakinan ini (akan sebuah perintah agama) dimiliki juga oleh teman-teman lain tapi mungkin juga tidak seperti yang akhir-akhir ini menjadi bahan diskusi bahkan perdebatan di kalangan luas.

Tapi bagi saya,  apapun yang dipahami dan diyakini seseorang tentang apapun, hal itu bergerak di dimensi yg tak terlihat, tak terdengar dan tak teraba karena ia berada di zona ide / pemikiran dan ruang hati.

Apa yang kita pahami dan yakini, apa yang orang lain pahami dan yakini, itu lahir sebagai buah perjalanan masing-masing dalam memaknai segala sesuatu yang hadir dalam hidupnya. Jadi perbedaan itu niscaya.

Sebagaimana cinta dan benci yang beredar di area rasa maka pemikiran, pemahaman, sikap, dan lain hal yang bergerak di benak tak bisa dan tak boleh diintervensi oleh siapapun kecuali masuk atas izin dan kerelaan pemiliknya.

Jika ada orang menyebut istilah hidayah (petunjuk), maka hidayah itu hadir sebagai buah perjalanan seseorang akan sesuatu. Bisa atas sebab usahanya, bisa juga terasa datang begitu saja karena begitu smooth-nya cara hadirnya dalam hidupnya.

Dulu saya meyakini jilbab adalah kewajiban saya sebagai muslimah krn hasil membaca dan mengaji. Tapi dorongan kuat untuk benar-benar  memakainya saya kira adalah karena saya mengagumi sosok seorang perempuan, seorang Ibu dan istri ulama terkenal di Bandung  yang di mata saya begitu indah, anggun dan suci krn kelembutan akhlaqnya. Tanpa menghilangkan kekaguman saya kepada sebagian wanita yang tidak berjilbab atas kehebatan-kehebatan mereka di bidang lain.

Beliau tidak mengenal saya, tapi indah pribadinyalah yg menjadi jalan pemahaman dan keyakinan saya tumbuh.

Tapi setiap orang memiliki perjalanan yang berbeda-beda . Saya tak hendak mencari tahu mengapa ada yang tak sama pemahaman dan keyakinannya dengan yang saya miliki tentang jilbab ini.

Yang saya tahu, pengetahuan saya baru sampai disitu maka saya kerjakan apa yang saya tahu. Begitupun orang lain yang tidak menganggap jilbab wajib. Begitulah yang mereka tahu dan yakini. Maka mereka kerjakan apa yang mereka tahu.

Masing-masing  punya alasan yang kuat dan pasti penting, karena ini hidup kita semua  yang pasti apapun itu sudah atas kontemplasi yang sedalam-dalamnya sebagai manusia yang berakal dan berhati nurani.

 Dan saya menghormati setiap pilihan itu, tak ada rasa lebih baik dr siapapun. Dan itu menenangkan hati, karena saya tak perlu memandang yang berbeda menjadi sesuatu yang aneh, bahkan salah.

Seperti kata-kata Nabi saw yang saya ingat, bahwa kita adalah umat yang diberi derajat hanya  sebagai saksi saja. Namanya saksi ya hanya melihat, mendengar dan merasakan. Tidak punya hak untuk mendakwa apalagi menghakimi orang lain. Jadi sebenarnya, tak perlu ada baku kata itu,  memperdebatkan yang masing-masing sudah berbeda sejak awal hanya kesia-siaan saja.

Saling menghargai pilihan masing-masing saya kira adalah sikap dan tindakan terbaik yang perlu dirawat demi kedamaian yang sebenarnya kita butuhkan dalam hidup yang saling bersisian di bumi kita bersama ini.

 emoga hanya yang terbaik dan terindah untuk kita semua hari ini dan nanti hingga kapanpun.

Selamat hari hijab sedunia bagi yang merayakannya. Bagi yang tidak, kita tetap saudara. Salam sayang. 🙏