Thursday, December 19, 2019

Pesan Teman Tuli

Sesuai niat yang udah lama disimpan, kali ini aku mau bahas soal komunikasi dengan teman tuli / deaf nih guys.

Oya, FYI ternyata istilah 'Tuli' ini bukan istilah yang gak sopan loh yaa. Kata tuli justru lebih disukai oleh sodara-sodara kita yang mengalami gangguan pendengaran daripada kita menyebutnya dengan istilah tuna rungu.


Kenapa? menurut Michelle seorang staf pengajar di Pusat Bahasa Isyarat Indonesia (Pusbisindo)  Tunarungu adalah istilah medis untuk menggambarkan keterbatasan dari sebuah fungsi, sedangkan istilah tuli merupakan istilah budaya atau cara berkomunikasi yang berbeda. 

Saya punya beberapa teman tuli, ada yang tuli sejak lahir ada juga karena faktor lain, misal pada orang-orang yang tinggal di kawasan perang yang setiap hari mendengar suara ledakan atau bisa juga karena efek obat-obatan yang dikonsumsi dalam jangka panjang atau bisa juga karena faktor usia yang sudah senja sehingga fungsi pendengarannya berkurang.

Ayahku sendiri, fungsi pendengarannya berkurang, yang menurut Ibu akibat mengkonsumsi antibiotic dalam jangka panjang gara-gara di masa mudanya ayahku mengidap penyakit paru-paru.

Pada kasus ayahku , organ pendengaran beliau "rusak" karena  pemakaian antibiotic jangka panjang yang kemungkinan berakibat pada bagian syaraf pendengarannya, karena yang beliau rasakan terdengar suara mendengung atau mendesis yang cukup mengganggu  dari area telinga beliau sendiri.

Karena suara berisik dengung itu membuat suara-suara dari luar telinga beliau menjadi tidak jelas. Yang saya sedihkan adalah , menurut ayahku jika suasana di luar semakin sepi (malam hari misalnya) justru suara dengung itu semakin  terdengar jelas dan sangat mengganggu sampai membuat beliau stress dan tidak bisa tidur ataupun istirahat. Yang jelas sejak ayahku berkurang fungsi pendengarannya, kami keluarga  harus mengubah cara berkomunikasi kami.

Nah itu salah satu contoh kasus saja dari mungkin ribuan macam kasus dan sebab yang bisa menimpa para penyandang tuli di sekitar kita. Untuk itulah dengan lebih memahami mereka semoga kita bisa lebih peduli dan bisa belajar menata sikap bagaimana sebagai orang terdekat mereka kita bisa memperlakukan mereka dengan baik.

Seorang teman tuli saya menyampaikan harapannya bagaimana mereka ingin diperlakukan terutama saat kita berkomunikasi dengan mereka, diantaranya adalah sebagai berikut  :


1. Teman tuli / deaf / para penyandang gangguan pendengaran sangat  merasa risih jika kita bicara kepada mereka dengan cara  mendekatkan mulut kita ke telinga mereka.  Itu sama sekali tidak berguna, bukannya paham, hal itu malah membuat mereka illfeel.

Bicara dengan teman tuli tidak perlu mendekatkan mulut kita ke telinga mereka atau sebaliknya berteriak-teriak memperbesar volume suara. Bicara kepada teman tuli cukup  berhadapan muka dgn mereka dan memperjelas gerakan bibir. Teman-teman tuli jauh lebih nyaman membaca gerakan bibir orang daripada "dipaksa" memahami ucapan orang yang berteriak-teriak.

Kebanyakan teman tuli biasanya lemah dalam membedakan suara orang yang  melafalkan huruf B, M atau P.  Atau Y, dg S, Z. Jadi walaupun volume suara diperbesar ke 100db & mereka mengenakan headset mereka tetap tidak akan menangkap maksud lawan bicaranya.

Jadi lebih baik memperjelas gerak bibir kita pelan-pelan saat bicara dengan mereka daripada mengerahkan tenaga berteriak-teriak. Selain tidak berguna juga terlihat kurang pantas dan kurang sopan serta membuat tidak nyaman lingkungan sekitar.


Ini salah satu pesan teman tuli aku,  jadi katanya kalau ngobrol sama dia,  duduklah berhadapan, lakukan kontak mata, perjelas gerak bibir dan lakukan perlahan jangan cepat-cepat dan jangan berteriak karena berteriak akan menyinggung hatinya.


2. Gunakan gerakan tangan dan bahasa tubuh lainnya untuk memperjelas apa yang kita ucapkan dan maksudkan karena hal itu akan membantu dalam memberikan pemahaman. Tidak harus hafal/paham bahasa isyarat, cukup dengan gerakan tangan atau bahasa tubuh perlahan teman tuli kita akan paham.

3. Jika dengan memperjelas gerakan bibir dan gerakan tangan atau bahasa tubuh masih kurang membantu,maka TULISlah. Tuliskan maksud kita, bisa dgn kertas dan pena, bisa dengan note di HP kita, atau via WA, bisa dengan cara apa saja.  Tulis. Jangan teriak.

4. Jangan ngobrolin alias ghibahin teman tuli apalagi dekat orangnya. Ini kata temen tuliku sendiri ya 😊 katanya org deaf itu ahli membaca gerakan bibir. Jadi kalau pas kamu kebetulan lagi kesel dan ngomel-ngomel di dekat mereka jangan salah,  mereka bisa baca gerakan bibir kamu.

But anyway ya sama siapapun sebetulnya kalau ghibah ya jangan dong ya takut rossa, eh dosa 😁😁😁

Nah, sekarang jangan bingung lagi ngobrol dengan teman tuli / deaf / gangguan pendengaran ya.  Intinya selama kita bisa saling menghormati dan membuat nyaman lawan bicara siapapun itu everything is gonna be okay.

Demikian ya sahabat Goresanku tentang Cara berkomunikasi dengan orang-orang yang terganggu fungsi pendengarannya semoga artikel ini berguna ya. Aamiin.

#PesanTemanTuli



No comments:

Post a Comment

Terima kasih sudah singgah di Goresanku ya ^_^