Waktu itu sapamu belum usai, dan senyumkupun belum lerai, tapi apa daya gerimis di atas kita nan tiada naungan mulai rinai.
Padahal senja baru saja rebah
Padahal tatap matamu baru saja binar
Aku mencari naungan
Tapi kamu sudah menemukan perlindungan
Dan tiba-tiba kita serupa sepasang burung gereja
Bincangkan hal tak berarti dan tertawa
Hingga adzan, wudhu dan terlambat waktu membuat kita terdampar dalam khidmat bernama shalat.
Meski terpisah secarik tabir
Meski terjeda degupan dzikir.
Aku, kamu
Tak mengerti gerangan debur apakah di dalam dada ?
Tapi aku, kamu
Sama merindu jumpa kedua, ketiga hingga kesejuta
Entah kapan, entah dimana
Padahal senja baru saja rebah
Padahal tatap matamu baru saja binar
Aku mencari naungan
Tapi kamu sudah menemukan perlindungan
Dan tiba-tiba kita serupa sepasang burung gereja
Bincangkan hal tak berarti dan tertawa
Hingga adzan, wudhu dan terlambat waktu membuat kita terdampar dalam khidmat bernama shalat.
Meski terpisah secarik tabir
Meski terjeda degupan dzikir.
Aku, kamu
Tak mengerti gerangan debur apakah di dalam dada ?
Tapi aku, kamu
Sama merindu jumpa kedua, ketiga hingga kesejuta
Entah kapan, entah dimana
Nnti kita berjumpa
ReplyDeleteSoon
Segera
Okeee 😁
DeleteDuh jadi kebawa romantis dan rindunya sampai sini. Suka ini (y)
ReplyDeleteMakasiih yaa sdh mampir 😊
Delete