Thursday, May 17, 2018

Disiplin Positif Melindungi Anak dari kekerasan dan Eksploitasi

Disiplin Positif 

Hai sahabat Goresanku,  apa kabar ? Semoga selalu dalam keadaan yang baik ya.

Kali ini tema Goresanku mengupas tentang issue perlindungan anak,  mengingat masih banyaknya bahkan terasa semakin mengerikan mendengar berbagai kasusnya

Merupakan suatu kehormatan bagi saya bisa menghadiri undangan dari Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA)  yaitu Festival  Inovasi dan Kreativitas Forum Anak (FIKFA)  2018 di Kebun Raya Bogor yang diresmikan secara langsung oleh Menteri KPPPA ibu Yohana Susana Yembise pada 13 Mei 2018 yang lalu. Karena selain undangan ini berasal dari lembaga yang bertanggung jawab langsung pada masalah perlindungan anak, juga saya tertarik dengan temanya yang sangat pas dengan situasi dan kondisi saat ini.  

Sekedar untuk diketahui menurut data dari KPPPA,  kekerasan pada anak sudah mencapai angka yang mengkhawatirkan, yaitu :

  1. 48% anak mengalami kekerasan di sekolah (ICRW 2015)
  2. 6% anak mengalami KTA (survey KTS 2013)
  3. 50% anak mengalami bullying di sekolah (UNICEF 2015)

Kekerasan pada anak khususnya yang datang dari orang tua atau guru mereka yang masih banyak terjadi sampai sekarang ternyata kerap dilatar belakangi oleh mitos-mitos. Misalnya mitos bahwa hukuman fisik adalah cara yang baik untuk mendisiplinkan anak,  atau mitos bahwa hukuman mengajarkan anak tentang ketaatan dan rasa hormat, dengan disalut paradigma bahwa hukuman merupakan bentuk kasih sayang. 

Dari hasil wawancara saya dengan Asisten Deputy Perlindungan Anak dari Kekerasan dan Eksploitasi, Ibu Rini Handayani menjelaskan bahwa acara FIKFA 2018 kemarin itu merupakan salah satu cara KPPPA untuk melihat seberapa inovatif daerah dalam mengimplementasikan undang-undang tentang perlindungan anak dari kekerasan dan eksploitasi. Tanpa memperhatikan bahwa semuanya itu memberikan dampak negatif yang serius kepada anak seperti :


  1. Dampak psikologis yang panjang sampai anak dewasa. 
  2. Melahirkan budaya kekerasan turun temurun. 

Persoalan ini menjadi issue besar dalam pendidikan nasional, diperlukan perubahan cara pandang masyarakat yang selama ini toleran atau mengabaikan bahkan menerima kekerasan pada anak sebagai sebuah hal yang biasa menjadi praktek positif yang melindungi anak dari kekerasan. 

Dampak Kekerasan pada Anak :
  1. Dampak akut terhadap kondisi fisik dan psikologis anak (depresi, gangguan tidur, penyakit kardiovaskular jantung dan pembuluh darah) dan kemungkinan perilaku beresiko seperti menyakiti diri sendiri, penyalah gunaan narkoba hingga perilaku seksual beresiko. 
  2. Rendahnya prestasi pendidikan anak.
  3. Beresiko 2 kali lipat melakukan kekerasan saat mereka dewasa. 
  4. Studi di wilayah Pasifik dan Asia Timur menyebutkan penanganan kekerasan anak menghabiskan 3-4 % PDB negara pertahun. 

Ada dua perilaku masyarakat kebanyakan dalam cara mereka mendidik anak yaitu dengan :

1. Hukuman : yaitu mengontrol perilaku anak dengan memberikan ancaman (rasa takut) baik secara fisik maupun emosional. 
2. Pembiaran : yaitu membiarkan anak melakukan hal-hal sekehendak hatinya. 

Disiplin Positif 

Menurut Ibu Rini, KPPPA melakukan inovasi atas UU Perlindungan Anak yaitu dengan memasukkan unsur pendidikan yang disebut dengan Disiplin Positif. 

Disiplin Positif adalah suatu pendekatan yang memberikan alternatif pengganti hukuman fisik dengan memastikan bahwa hukuman yang diterima anak bersifat logis sehingga anak belajar untuk tidak mengulangi perilaku yang tidak baik. 

Pendekatan ini menanamkan disiplin bagi anak dengan mengajarkan penyelesaian masalah tidak dengan kekerasan. 

Akibat dari penerapan disiplin positif banyak diantaranya adalah :
  1. Jumlah kasus kekerasan pada anak berkurang.
  2. Berdampak positif pada pengembangan karakter anak seperti disiplin, kemampuan sosial,  rasa tanggung jawab dll. 
  3. Anak menjadi semangat belajar 
  4. Berkurangnya perilaku sosial negatif seperti tawuran, penyalahgunaan obat, konsumsi miras, dll.
Dengan disiplin positif anak akan belajar bertanggung jawab dalam mengelola tindakan mereka sendiri, mampu memahami bagaimana perilaku yang pantas, memiliki inisiatf dalam berperilaku di masyarakat. 

Prinsip Disiplin Positif 
  1. Dialogis 
  2. Menghargai anak 
  3. Fokus pada kekuatan Dan tindakan positif anak
  4. Kesetaraan Dan inklusif
  5. Empaty dan komunikasi 
  6. Kesalahan sebagai kesempatan untuk belajar 
Dalam buku yang dirilis KPPPA berjudul Disiplin Positif disebutkan bahwa setiap anak memiliki kekuatan, kemampuan dan talenta maka tindakan pendidikan harus mendorong dan membangun kemampuan usaha dan perkembangan mereka. 

Dalam buku Disiplin Positif ini ada beberapa panduan untuk orang tua dan guru dalam mendidik anak yaitu :

  • Hormati harkat dan martabat anak 
  • Bantu anak mengembangkan perilaku baik, kedisiplinan, Dan karakter yang bagus. 
  • Maksimalkan parrisipasi anak secara aktif 
  • Hargai kebutuhan perkembangan dan kualitas kehidupan anak 
  • Hormati motivasi dan pandangan hidup anak 
  • Terapkan kejujuran, kesetaraan, tidak diskriminatif dan berlaku adil
  • Solidaritas 
Tahapan dalam Penerapan Disiplin Positif 


  1. Mengenali dan memahami perilaku tidak pantas (misbehave) -> memahami latar belakang tindakan anak.
  2. Menerapkan konsekuensi logis (Ada proses menjelaskan pada anak bahwa setiap tindakannya berpengaruh kepada orang lain)
  3. Prinsip konsekuensi logis (adanya hubungan sebab akibat)
  4. Memberikan dorongan dan penguatan positif seperti tidak pelit memberikan pujian atas prestasi anak sekecil apapun secara real dan spesifik, lakukan dengan tulus. 
  5. Memahami cara mengatasi konflik. 
Semoga semakin meluas daya jangkau edukasi kepada orang tua dan para guru tentang disiplin positif dalam mendidik anak ini supaya lahir generasi baru yang bahagia, ceria,  cerdas dan bernama depan yang baik ya.  Aamiin 

Suasana di sekitar panggung FIKFA 2018



Menteri KPPPA Ibu Yohana Susana Yembise 



Saya bersama AsDep Perlindungan Anak Ibu Rini Handayani 

No comments:

Post a Comment

Terima kasih sudah singgah di Goresanku ya ^_^