Pernah mengalami dibuli orang ? Pernah menyaksikan peristiwanya secara langsung ? Atau jangan-jangan pernah menjadi pelakunya tanpa disadari ?
Saat ini betapa banyak perilaku bullying yang kita dengar dari pemberitaan di media-media nasional terjadi di tanah air. Dan seringkali yang bisa dilakukan hanya turut bersedih dan menyesalkan kejadiannya tanpa terpikir bagaimana solusinya.
Perilaku Bullying ternyata tidak sederhana. Setidaknya dalam acara Bloger Gathering bersama KEB Sabtu 9 September 2017 bertema "Smart Mom, Protect Your Family's SMile" bersama Vera Itabiliana, S Psi, Pakar Psikologi Anak dan Remaja , dijelaskan apa dan bagaimana itu bullying:
![]() |
Vera Itabiliana |
Bullying sendiri memiliki beberapa makna diantaranya adalah :
1. Menggunakan pengaruh/kekuatan superior untuk mengintimadasi orang lain agar melakukan / memberikan apa yang pelakunya inginkan.
2. Perilaku agresif yang dilakukan secara sengaja melibatkan kekuatan yang tidak seimbang berulangkali atau berpotensi untuk berulang.
Ada beberapa Indikator bullying yang dengan mudah bisa dikenali, yaitu :
1. Perbuatannya disengaja
2. Terjadi berulangkali
3. Tidak seimbang (kekuatan pelaku dan yang menjadi korban tidak berimbang)
Sebelum memberikan penjelasannya lebih jauh tentang bullying Ibu Vera menjelaskan ada 3 type pengasuhan orang tua kepada anak yang mempengaruhi atau tidak pada perilaku bullying yaitu :
- Otoriter
- Permisif
- Demokratis
Type pengasuhan yang otoriter dan permisiflah yang menyumbang pengaruh pada perilaku bullying yang cukup besar.
Bullying bisa dilakukan dalam bentuk :
1. Fisik seperti memukul, menghilangkan atau merusak barang milik korban yang tujuannya menyakiti
2. Verbal seperti berkata kasar, mengata-ngatai, mengejek, menyindir, nyinyir dsb untuk menyinggung perasaan atau merendahkan korban
Ruang bullying bisa dilakukan di mana saja, saat ini bisa terjadi di :
1. Hubungan relasional secara langsung berhadapan, atau
2. Cyber bullying, yaitu pembulian yang terjadi di dunia maya
Fakta Bullying menurut Global School Based Stident Health, KPAI dan pemberitaan Media adalah :
1. 40% siswa di Indonesia telah diserang secara fisik di sekolah-sekolah
2. Kasus Bullying berada di uritan teratas dari kasus yang dialporkanke KPAI (369 dari 1480 kasus sejak 2011 - 2014)
3. Kasus anak menjadi pelaku bullying meningkat pada tahun 2015
Bullying adalah perilaku buruk dan miliki efek yang berbahaya. Ada beberapa akibat bullying yang banyak terjadi seperti :
1. Berhenti sekolah
2. Harga diri jatuh
3. Menyakiti diri sendiri
4. Bunuh diri
Siapa saja yang terlibat dalam peristiwa Bullying ? Ada 3 pihak, yakni :
1. Pelaku
2. Korban
3. Saksi
Anak yang beresiko menjadi korban bullying :
1. Anak baru
2. Paling kecil / paling muda
3. Terlihat sangat berbeda
4. Pengikut
5. Pemalu / sulit bersosialisasi
6. Kurang mampu
7. Dianggap mengganggu
8. Berada di tempat dan waktu yang salah
Penyebab korban bullying tidak berani mengadu kepada orang terdekatnya sehingga peristiwa bullying terus terjadi biasanya karena korban :
1. Takut
2. Takut disalahkan
3. Sudah menduga akan diminta menyelesaikan sendiri
4. Yakin tidak ada yang bisa menolong
5. Tidak sadar menjadi korban
Tanda menjadi korban bullying :
1. Ada luka / ada barang hilang atau rusak tanpa alasan jelas
2. Pola makan dan tidur berubah drastis
3. Enggan ke sekolah, minat belajar hilang, nilai pelajaran turun
4. Menarik diri, punya sedikit sekali teman atau bahkan tidak punya sama sekali
5. Mudah emoaional, tertekan, agresif, murung
6. Takut sendirian, menghindari tempat tertentu
7. Merasa dirinya tidak cukup baik
8. Minta uang lebih untuk alasan yang tidak jelas
9. Merasa tak berdaya, sering menyalahkan diri sendiri
10. Enggan bicara tentang sekolah / teman
Cara Membantu anak yang menjadi korban bullying :
1. Diskusi dengan anak apa yang bisa dia lakukan untuk menghindari / menghentikan bullying
2. Ajarkan anak mempertahankan diri
3. Melatih anak berani menghadapi bullying
4. Tingkatkan kepercayaan diri mereka, motivasi
5. Biasakan sikap asertif di rumah
Kenali ciri pelaku bullying yaitu :
1. Sering bersikap kasar
2. Sulit mengontrol amarah
3. Manipulatif
4. Cepat menyalahkan orang lain
5. Tidak mau beetanggung jawab atas perbuatannya
6. Merasa harus selalu menang/jadi yang terbaik dalam segala hal
7. Mencari perhatian secara berlebihan
Jika anak saya adalah pelaku bullying maka :
1. Berusaha tetap obyektif
2. Fokus pada fakta dari berbagai pihak
3. Anggap serius
4. Minta anak memohon maaf kepada korban
5. Lihat apakah anak juga tanpa sadar korban bullying di rumah
6. Ambil tindakan korektif
Bantu anak untuk berubah dengan :
1. Menerapkan disiplin positif di rumah
2. Lebih banyak waktu bersama
3. Awasi pergaulan anak
4. Kenali dan kembangkan kelebihan anak
5. Hargai kemajuan anak sekecil apapun
6. Hindari acara / games yang mengandung kekerasan
7. Beri contoh bagaimana mengendalikan emosi
Jika anak saya saksi :
1. Diskusikan dengan serius apa dampak bullying
2. Bantu anak menyadari bahwa menjadi tanggung jawabnya juga untuk menghentikan bullying
3. Diskusikan apa yang bisa dilakukan untuk membantu / menolong korban bullying
Proteksi terhadap tindakan bullying
ciptakan :
1. Manajemen Emosi
2. Empati
3. Penyelesaian konflik
4. Sikap Asertif
5. Bangun pertemanan
6. Penerapan pola asuh
Semoga kita dan keluarga dijauhkan dari hal bullying ini ya, aamiin.
Materi-materi kayak begini penting buat disebarluaskan nih mengingat kasus bullying udah semakin menjadi-jadi.
ReplyDeleteSedih ya mbak, generasi yang tumbuh di lingkungan penuh bullying. Banyak stressing yang harus terpaksa diterima
Delete