Thursday, July 6, 2017

Jangan Mencela



Banyak orang yang sebenarnya tahu,  tapi bisa jadi secara sadar ataupun tidak melakukannya (di media apa saja, baik secara verbal maupun tulisan, baik secara halus seperti sindiran maupun secara langsung berupa cercaan) bahwa awal mula dari perbuatan menyakiti orang lain itu adalah dengan mencelanya, mencela pilihan-pilihan hidupnya.


Masih ingat dengan berbagai viral mom's war di dunia cyber ?  Satu saja tema "war"-nya bisa dibahas orang yang memakan waktu berhari-hari sampai berminggu-minggu dan bonus getir di-unfollow teman, unfriend bahkan diblokir orang-orang yang terusik di sosial media.

Perhatikan, banyak sekali issue dalam sejarah pertemanan di medsos khususnya yang menimbulkan konflik dan berdampak pada perkawanan nyatanya, bermula dari mencela pilihan hidup orang lain. Diantaranya yang saya cermati adalah :


  1. Mom's War di sekitar pilihan ibu pekerja vs Ibu rumah tangga, ortu pro vaksin vs ortu anti vaksin,  bayi dengan ASI vs bayi dengan sufor, anak dengan gadget bs anak tanpa gadget.
  2. Perbedaan pilihan politik, dalam pemberitaan-pemberitaan nasional bahkan digambarkan secara masif bahwa bangsa Indonesia secara masif terbelah akibat perbedaan sikap politik dalam pilpres dan atau pilkada.
  3. Olah raga, tak sedikit kasus kericuhan yang terjadi di berbagai daerah antar pendukung tim kesayangan. 
  4. Entertainment, bahkan fans para artis pun bisa begitu sadis saling menyerang secara verbal membela idolanya jika dilecehkan orang. 


Dampak negatif bermedsos yang membuat semua orang merasa setara menimbulkan ekses suburnya kebiasaan berdebat yang minim etika, munculnya fenomena saling nyinyir dan menyindir dalam postingan baik dalam status-status maupun caption foto atau caption sebuah tautan dan mudahnya melabeli orang lain yang berbeda pandangan dengan cap negatif tanpa mempedulikan lagi status sosialnya dalam masyarakat.

Orang sudah tak bisa mengendalikan siapa saja yang bisa terdampak oleh hasil nyinyirannya atas sebuah issue. Kadang maksud hatinya mengkritisi pandangan / perbuatan seseorang, tapi yang tersinggung pihak lain. Kadang maksudnya menyorot satu persoalan tapi karena kurang bijak memilih diksi akhirnya melebar dan menambah masalah baru.

Sudah bukan hal yang aneh jika saat ini ada fenomena orang bisa dituntut secara hukum hanya karena sebuah issue yang dia unggah di sosial media yang dianggap melecehkan orang lain. Begitu banyak orang dengan beragam hubungan diseret ke pengadilan hanya karena sebuah pasal "perbuatan tidak menyenangkan". Begitu rapuhnya jalinan pertemanan, perkongsian, bahkan persaudaraan di kurun ini.

Ada hal sederhana untuk menjaga persaudaraan yang paling mendasar dan penting tapi mungkin sering kita  abaikan dalam pergaulan terutama di media sosial dimana postingan foto dan sederet caption sesungguhnya dalam kendali kita penuh, yaitu husnudzhan (berbaik sangka) dan menahan diri dari mencela pilihan-pilihan orang lain.

Cukup berbaik sangka dengan pilihan orang lain dan menghormatinya dengan tidak mengomentari apapun tentang itu sebenarnya tak ada susahnya dan tak ada pula resikonya.

Selalu ingat prinsip :"apa yang menurutku baik dan layak untukku belum tentu baik dan layak untuk orang lain. Begitupun sebaliknya, apa yang baik dan layak untuk orang lain belum tentu baik dan layak untukku".

Tentang Mencela


Dalam perspektif Islam,  ada beberapa pesan Rasulullah saw yang sangat keras tentang mencela

فَإِنَّ دِمَاءَكُمْ وَأَمْوَالَكُمْ وَأَعْرَاضَكُمْ عَلَيْكُمْ حَرَامٌ


"Sesungguhnya darah kalian,  harta kalian,  dan kehormatan kalian adalah haram atas kalian satu sama lain. " (HR. Bukhari - Muslim)


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَى أَنْ يَكُونُوا خَيْرًا مِنْهُمْ وَلَا نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ عَسَى أَنْ يَكُنَّ خَيْرًا مِنْهُنَّ وَلَا تَلْمِزُوا أَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا بِالْأَلْقَابِ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمَانِ وَمَنْ لَمْ يَتُبْ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَسِبَابُ الْمُسْلِمِ فُسُوقٌ ، وَقِتَالُهُ كُفْرٌ

“Mencela seorang muslim adalah kefasikan, dan membunuhnya kekufuran.” (HR Bukhari Muslim)

“Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, Maka Sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.” (QS. Al Ahzab 33: 58)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :


لاَ يَرْمِي رَجُلٌ رَجُلاً بِالفِسْقِ أَوِ الكُفْرِ ، إِلاَّ ارْتَدَّتْ عَلَيْهِ ، إنْ لَمْ يَكُنْ صَاحِبُهُ كذَلِكَ

“Tidaklah seseorang menuduh orang lain dengan kefasikan atau kekufuran, melainkan akan kembali kepadanya tuduhan tersebut jika yang dituduhnya tidak demikian.” (HR Bukhari)


الْمُسْتَبَّانِ مَا قَالاَ فَعَلَى الْبَادِئِ مَا لَمْ يَعْتَدِ الْمَظْلُومُ

Dua orang yang saling mencela, maka dosa yang dikatakan keduanya akan ditanggung oleh orang yang pertama kali memulai, selama yang terzalimi tidak melampuai batas. (HR Muslim)


Ketika Rasulullah ditanya siapakah muslim yang utama, beliau menjawab,

“Yaitu orang yang selamat kaum muslimin dari tangan dan lisannya.” (HR Bukhari Muslim) ("Maqaashidu Asy Syarii’ah Al Islaamiyyah fil Muhaafadzah ‘alaa Dharuurati al ‘Ardh”, hal. 23-25, Karya Syaikh Dr. Sa’ad Asy Syatsry)


Jadi, kalau kita masih merasa sebagai manusia, insan yang membutuhkan orang lain untuk berinteraksi, bergaul,  saling menolong, saling mendukung,  saling mendoakan, mengapa harus merasa perlu untuk mencela pilihan orang lain ?

Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik dari mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lain. Bisa jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka saling  mencela dan jangan pula saling memanggil dengan gelaran yang jelek, seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan Barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka Itulah orang-orang yang zalim.”

(QS. Al Hujarat 49:11)


Ibu yang memilih memberikan anaknya sufor dibandingkan ASI pasti punya alasan yang baik begitupun sebaliknya ,  ortu yang memberikan vaksin pada bayinya pasti punya alasan yang baik sama baiknya dengan harapan ortu pada kesehatan anaknya namun memilih tak memberikannya vaksin,  ortu yang mengizinkan gadget di waktu-waktu tertentu pada anaknya pasti punya alasan yang baik sama baik niatnya dengan ortu yang tak mengizinkan anaknya memiliki smartphone sampai usia tertentu. Semua orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya.

Orang memilih capres anu ataupun inu pasti punya alasan yang baik,  orang yang memilih cawalkot atau cagub ini ataupun ono pasti punya alasan yang baik. Setiap orang pasti punya persepsi dan keyakinan yang menurutnya baik pada calon tertentu. 

Saya suka artist A pasti karena suatu alasan yang baik,  kamupun suka aktor B, C, D dan lain-lain juga pasti punya alasan yang baik. Tak ada masalah kita menyukai tokoh yang berbeda.

Mencukupi diri dengan mencintai pilihan-pilihannya sendiri tanpa harus mengusik pilihan orang lain saya rasa akan membuat dunia kita saat ini bisa lebih damai.

Kenapa harus merepotkan diri sendiri dengan mengomentari sampai mengganggu hati  orang lain dengan pendapat kita ? 

Pesan Nabi untuk kedamaian hidup bersaudara sangat sederhana, cukup hanya dengan "Jangan Mencela"






6 comments:

  1. Perdebatan bisa terjadi karena ada pihak merasa paling benar dan tidak may mendengarkan pendapat lain. Kemudian menggurui hingga menyakiti dalam menyampaikannya

    Padahal dalam Islam juga sudah jelas aturan saat berdebat. Saya juga sangat berhati-hati ketika menegur. Sebisa mungkin jangan di depan umum karena manusia punya ego.

    ReplyDelete
  2. Diam lebih baik daripada mencela... betul....

    ReplyDelete
  3. Andai aja ya mba, semua org punya pikiran gini. Aman kali dunia.. Akupun kdg sedih kalo baca hal sepele aja bisa dijadiin bhn ribut dan sampe memaki2 ujung2nya.. Anak kecil diajarin utk ngucapin kata2 rasis dgn ortunya.. Pdhl mereka sendiri mungkin ga ngerti arti dr makian mereka :( .. Sedih banget dengernya..

    ReplyDelete
  4. Iya yang nyinyir bgt di medsos lupa kali ya semuanya dicatat dua malaikat kiri kanannya, huhu..nyata maya, dosanya mencela ya sama..

    ReplyDelete
  5. Aku suka tulisan ini, sungguh..

    ReplyDelete
  6. Terima kasih artikelnya...memberi inspirasi.

    ReplyDelete

Terima kasih sudah singgah di Goresanku ya ^_^