Sunday, May 7, 2017

5 Tips Bersosmed yang Positif Untuk Kesehatan

Fenomena Bersosmed 


Tips bersosmed yang positif untuk kesehatan ada caranya - FYI sosmed atau sosial media yang dimaksud di sini adalah jejaring sosial online semacam facebook, twitter, instagram, path dan termasuk juga bbm, whatsapp, telegram dsb. 

Pernah unfollow, unfried bahkan blokir teman facebook karena postingan-postingannya membuatmu tak nyaman atau memang pemilik akunnya ganggu ? Pernah hide postingan orang karena membuatmu jijik dan mual ? Pernah leave group WA gara-gara kesal karena ada teman sering share konten-konten politik yang provokatif ? Pernah kepingin hiatus beberapa waktu dari bersosmed karena jenuh ? Sebentar, sebentar, koq ini kayak aku semua ? (((^_^))) Oh, aku sih nggak pernah sampai unfriend orang, paling blokir, xixixi.

Sebenarnya semua hal yang berkaitan dengan relasi di dunia online seperti unfollow, unfriend, blokir adalah hal yang wajar sewajar kita mengajukan permintaan pertemanan (friend request), like postingan orang, berkomentar atau apapun aktivitas digital di jejaring sosial. Wong fiturnya ada koq. 

Tapi lebih dari itu, lebih dari sekedar bahwa khususnya jejaring sosial semacam facebook telah memberikan banyak sekali ruang untuk penggunanya berekspresi, sesungguhnya hal yang penting dicermati (menurut saya) di sini adalah bagaimana pengaruh aneka model berinteraksi di dalamnya pada diri kita sebagai pribadi. 

Bukankah jika mencermati tujuan keberadaannya, sosial media diciptakan agar banyak orang bisa saling terhubung dan berinteraksi ? Dan apakah yang diharapkan dari sebuah interaksi ? Tentu kebaikan bukan ? Kebaikan dalam segala bentuknya. 

Ada yang karena berfacebook atau twitter, atau path jadi ketemu teman lamanya, ketemu juga teman barunya. Lalu pertemanan itu jadi semakin baik dan akrab hingga berlanjut ke media komunikasi yang lain seperti misalnya whatsapp atau bbm sehingga intensitas interaksinya jadi lebih meningkat. Terus, dari keterhubungan itu lahirlah peluang-peluang baru yang positif seperti bisnis, kegiatan sosial, edukasi, bahkan hingga perjodohan ya kan, ya kan ? ^_^

Tapi, ternyata layaknya di dunia pertemanan off line, di dunia online alias sosmed ini juga berlaku hal yang bertentangan dengan keinginan.  Ada saatnya ia juga berdampak kurang baik bahkan jadi musibah buat pemakainya. Pernah dengar kasus-kasus penculikan gara-gara perkenalan pelaku dan korbannya via facebook kan ? Ada juga kasus penipuan dengan modus hubungan percintaan, bahkan sampai kasus pembunuhan. Sereem ...

Oya ada lagi nih yang mungkin hampir semua orang merasakan khususnya yang tinggal di Indonesia raya tercintah kita. Yaitu kasus ngambek-ngambekan, kesel-keselan, ilfill-ilfillan terus unfollow-unfollow-an, unfriend sampai blokir-blokiran gara-gara soal pilpres dan pilkada yang riuhnya di linimasa ampun-ampunan. 

Gak cuma itu, hasil dari saling bete di dunia online terbawa ke dunia offline. Ketemuan jadi kikuk, bibir tersenyum tapi hati enggan (aih jadi kayak lirik lagu). 

Gak sedikit kejadian, persahabatan bertahun-tahun yang mungkin seharusnya bisa berlanjut jadi berwindu-windu harus berakhir dalam satu detik hanya dengan satu klik jari di kolom unfollow atau unfriend. Bermula dari kekurang legowoan atas perbedaan pilihan dan cara mengungkapkan opini dan perasaan, akhirnya jadi saling diam sampai permusuhan.

Sampai muncul situasi seperti itu, apa ya yang terjadi pada orang yang mengalaminya ? Yang pasti jika yang muncul adalah emosi-emosi negatif seperti cemas, risau, kesal, gusar, marah sampai kebencian, itu pertanda bahwa konten dari postingan-postingan yang ada di news feed kita sudah tak sehat lagi untuk disimak.

Aku pernah menulis tentang pengaruh emosi negatif ini pada kesehatan di blogku bertajuk "Jangan Marah ?" dimana tubuh kita akan bereaksi negatif manakala kita marah seperti keasaman tubuh meningkat, sinar aura berkurang, daya tahan tubuh menurun, detak jantung tak teratur, tekanan darah naik dan hormon-hormon yang tak diinginkan bermunculan. Intinya saat kita cemas, kesal, marah, daya tahan tubuh kita menurun dan badan kita menjadi serupa magnet yang mengundang datangnya penyakit, bukan hanya fisik tetapi juga mental.

Tips Bersosmed yang Sehat


Sebagai media interaksi lintas dunia, sebenarnya sosial media bisa banget digunakan untuk hal-hal yang baik, dan aku rasa kebaikan memang tujuan awal dari semua penciptaan komoditas, termasuk jejaring sosial, seperti membuat banyak orang terkoneksi satu sama lain, sharing ilmu pengetahuan, aktivitas sosial dan kemasyarakatan, menyalurkan hobi, pengembangan karir dan bisnis dll. Jadi, sayang banget kalau aktivitas kita di dunia sosmed malah buat kita jadi sakit, jadi putus silaturahmi dengan orang lain bahkan sampai kena musibah terkait kejahatan online. 

Untuk menghindari hal-hal negatif itu, berikut ini tips-tips umum yang bisa diikuti kala bersosial media apakah itu facebook, path, twitter, whatsapp, telegram dan sebagainya meskipun setiap jenis medsos itu berbeda fitur dan ruang lingkupnya ;

1. Pastikan niat dan tujuan awal sebelum registrasi dan membuat akun pribadi di sosial media. 


Tujuan awal ini nanti berfungsi sebagai gas dan rem jika kita merasa ada sesuatu yang kurang pas dalam kegiatan di medsos. Misal jika tujuan awal bersosmed untuk menyambung silaturahmi dengan keluarga dan teman plus mungkin untuk mengembangkan bisnis keluarga, maka saat ternyata kebanyakan postingan kita malah berisi keluhan tentang persoalan pribadi, berkonflik dengan orang lain yang berbeda pilihan politik, berhubungan dengan orang yang bermasalah dsb, kita bisa cepat menarik diri lagi ke komitmen awal.

2. Posting hal-hal yang bermanfaat untuk publik. Hindari postingan yang membuat orang lain kurang simpatik dan tak nyaman.

Ini penting, postingan yang berguna untuk orang banyak itu sangat sangat banyak dan percayalah, pasti banyak juga yang membutuhkan informasinya.

Konten yang positif bisa berkaitan dengan hobi kita seperti berkebun, menjahit, memasak, handy craft, menulis, menggambar, musik, olah raga, travelling dsb.

Bisa juga yang berkaitan dengan edukasi misalnya tentang parenting, cara mendidik anak batita toilet training, mencari sekolah yang tepat untuk anak, mengajarkan anak tentang berbagi, mengajarkan anak antre, mendidik anak tentang kejujuran, dsb.

Konten positif lain bisa yang bertema tutorial yang sederhana dan singkat seperti tutorial hydroponik, tutorial fashion, tutorial make up, tutorial ngeblog, tutorial sketsa, tutorial otomotif dsb. Banyak sekali yang bisa kita bagi di time line sosmed kita.

Meskipun kita cuma orang rumahan, ibu rumah tangga biasa, atau pelajar, pegawai kantoran, guru sekolah dsb kalau semuanya punya kemauan berbagi hal yang baik kebayang kan lini masa kita dipenuhi konten-konten yang positif dan inspiratif. Bisa cepat maju bangsa kita kalau semuanya punya semangat sharing positive content. 

Jangan tergoda atau terpancing mengunggah sesuatu sekedar untuk meluahkan kekesalan kita pada teman di sosmed yang kita anggap sudah mengusik hati. Let it flow, postingan orang lain tidak bisa melukai kita kalau kita tidak mengizinkannya. 

Di masa sekarang ini, orang akan mudah menilai kepribadian kita hanya dari status-status kita di sosmed. Apa yang sering kita posting secara otomatis membangun self branding kita di mata publik. Apakah kita orang yang baik atau tidak, meskipun tak selalu seperti yang dikesankan tapi itu akan berpengaruh pada penilaian orang lain.

Banyak loh orang yang mendapat tawaran kerjasama bisnis hanya karena postingan-postingannya yang postif di sosial media. Brand-brand tertarik bekerjasama karena kesan baik kita. Tetapi berlaku juga sebaliknya, ada perusahaan yang menolak seseorang pelamar padahal CVnya bagus, karena setelah meneliti sosmed pribadinya, si pelamar ini sering membuat postingan/status-status yang berisi keluhan, omelan, bahkan hujatan. Kita percaya bukan, bahwa siapapun termasuk perusahaan baik kecil maupun besar hanya ingin mempekerjakan karyawan dengan karakter dan attitude yang baik. 

3. Berteman dan bergabung dengan orang-orang dan  komunitas-komunitas yang positif. 


"Dirimu adalah cerminan teman-temanmu", maksudnya dengan siapa kamu berteman, itu menunjukkan bagaimana keadaanmu.

Ingat perumpamaan orang yang berteman dengan tukang besi akan mendapatkan cipratan baranya, dan orang yang berteman dengan penjual minyak wangi akan mendapatkan percikkan harumnya ?

Sebagaimana di dunia offline, di dunia onlinepun demikian keadaannya. Biasanya saat kita senang membagi hal yang positif akan menarik teman-teman yang baik mendekat. Begitupun sebaliknya, dari sinilah fenomena berkomunitas terjadi.

Bergabunglah dengan komunitas-komunitas yang menambah nilai pengetahuan, pembelajaran dan pengalaman berdasarkan minat / hobi atau pekerjaan kita. Dari sana kita bisa mendapatkan banyak sekali pemahaman baru, karena memang zaman dan ilmu pengetahuan selalu berubah dan berkembang.

Selain itu, di sana kita juga bisa mendapatkan banyak teman dengan hobi dan aktivitas yang sama, ini akan menambah tingkat kebahagiaan yang lebih besar daripada hanya menekuni hobi sendirian.

Ingat pesan tentang memperpanjang silaturahmi akan memperpanjang rezeky ? It's absolutly true. Berteman di komunitas akan memperluas jaringan pertemanan (networking), dan semakin luas jaringan, semakin besar juga peluang kita mendapatkan kesempatan-kesempatan yang baik untuk usaha / bisnis kita, untuk pendidikan kita, untuk kesehatan kita. Apapun itu, tinggal sebut. Pilihlah komunitas yang tepat untuk aktivitasmu, hal ini akan meningkatkan level kesehatan jiwa dan raga kita pada angka yang lebih baik.

4. Unfollow komunitas atau grup-grup yang tidak produktif dan mencuri energi positifmu


Nggak usah segan meninggalkan komunitas atau grup-grup online baik di facebook, whatsapp atau apapun yang kurang profuktif bahkan cenderung bermasalah dan mengganggumu. Nggak usah takut dianggap baper atau lemah hati. 

Mungkin ada semisal whatsapp group (WAG) yang isinya hanya bercandaan teman yang itu-itu saja padahal  anggota grupnya banyak. Malah di beberapa kasus ada WAG yang tiap hari mengirim notif ke semua membernya padahal isinya dua orang teman lama yang saling berbincang layaknya orang pacaran (disaksikan semua member WAG) xixixi. Untuk soal ini ada saya tulis di blog ini tentang etika di grup online. 

Atau banyak niih, apalagi di musim-musim pilpres, pilkada yang lagi happening sekarang dimana ada aja orang yang "tega" kirim broadcasts yang provokatif, atau bahkan hoax tanpa menenggang perasaan teman lain bahkan saudara sendiri di grup yang berbeda pilihan politik. 

Nah jika dirasa grup seperti ini mengganggu produktivitas kita, nggak usah segan untuk left group tentu saja dengan cara yang baik, berikan alasan yang logis dan santun pada semua anggota grup saat berpamitan, singkat saja, nggak usah panjang-panjang, toh mereka bukan HRD kantor kita juga kan hehe. Atau jika kita masih merasa belum perlu sampai meninggalkan grup, ada fitur "Clear Chat" di WA yang bisa menghapus komentar atau kiriman broadcast yang membuat kita merasa terganggu. 

Meninggalkan komunitas dan chat room grup-grup yang "bising" dengan hal-hal yang tak mendukung pembangunan kebaikan pribadi kita dan bergabung dengan komunitas atau grup yang support hobi dan pekerjaan kita akan melegakan dan menenangkan hati dan pikiran, membuat kita fokus pada tujuan bersosialisasi dan menabung energi positif kita lebih besar lagi. 

5. Menjaga integritas dan nama baik


Bagaimanapun kerasnya upaya kita membangun nilai dan kepercayaan orang lain, hal ini akan dengan mudahnya hancur jika kita tidak berusaha keras juga menjaganya.

Hari ini, orang dengan mudahnya dapat mempermasalahkan apapun hanya dengan modal screen shoot atau merekam digital history kita dari akun sosmed kita. Maka menjaga kata-kata dalam tulisan, dalam upload foto dan video, adalah suatu keharusan dan juga kebutuhan.

Bukan sekedar untuk jaga image, tapi lebih dari itu, integritas baik kita di sosmed adalah bagian dari integritas kita dalam kehidupan sebagai wujud bakti dan pengabdian kita pada kehidupan yang diberikan Tuhan.

Sayang sekali jika sosmed dipakai hanya untuk membuncah perkara yang sia-sia, insan  modern yang keren di era digital saat ini adalah mereka yang memberdayakan sosmednya menjadi hal yang positif dan menjadikannya semakin sehat baik fisiknya, financialnya juga jiwanya.

"You are what you read, you are what you listen, you are what you feel. Then, choose the best of everything for best of you"

Kamu sepakat ? Tosss ....

Salam sehat.




13 comments:

  1. Aq sepakat mba. Bener kita berteman ma orang-orang yang posistif aja di medsos. Soalnya klo orang2 yg suka bikin status negatif ke kitanya juga ikut kesel bacanya ya mba 😃

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha iya Bun, fokus sama yg baik2 aja biar gak kecuri energi positive kita ya

      Delete
  2. Itulah kenapa aku pun jarang bikin status facebook. Menjaga kepercayaan di sosmed emang gak mudah ya mbak, tapi bakal hancur dlm sekejab

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama Von sekarang beda ya sama jaman awal2 facebook-an atau WA-an,harus lebih hati2 lagi

      Delete
  3. Yang ke lima menurut saya sangat penting. Inilah salah satu element dari suatu istilah yang biasa didengung-dengungkan orang "Personal Branding"

    Saya pribadi selalu berusaha untuk berfikir dua tiga kali sebelum berstatus atau berkomentar. Saya sedang belajar untuk berusaha tidak menyakitkan pihak lain. Memilih kata dan kalimat yang santun, serta bercanda yang pada tempatnya. Tiga empat kali mungkin masih salah tapi saya ingin terus belajar

    salam saya Mak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Jujur saya belum berani buat status lagi akhir2 ini Om

      Delete
  4. Media sosial memang media yg efektif dan cepat dalam menyebarkan informasi, harus tetap bijak menyikapinya

    ReplyDelete
  5. postingan orang lain tidak bisa melukai kita kalau kita tidak mengizinkannya <--- setuju bangeeettt... cari aja yg bikin kita bahagia ya mba

    ReplyDelete
  6. saya juga masih belajar untuk banyak-banyak tahan diri dan tahan jari, Mba.. salah sedikit efeknya ngeri.

    ReplyDelete
  7. Setuju banget dengan poin-poinnya diatas. kita juga sebagai penikmat harus aktif juga buat melaporkan akun akun hoax dan penyebar perpecahan. musti di basmi biar medsos jadi tempat berbagi hal baik

    ReplyDelete
  8. bermedsos untuk mencari energi positif aja yaa

    ReplyDelete
  9. socmed ku sekarang tenang mbak, tinggal unfollow yang kira-kira panas aja, aku jadi jarang nyetatus sekarang soale khawatir aja bikin salah tanggap

    ReplyDelete

Terima kasih sudah singgah di Goresanku ya ^_^