Kata-kata ini saya dapatkan dari Opa saya saat "mendengarkan" taujihnya. Sebenarnya Opa sedang menjelaskan tentang cinta di dalam sebuah keluarga. Ini di antara pesannya yang saya ingat.
"Cinta dan kasih sayang adalah menyatukan dua hati, mempertautkan dua hati, dari dua ego yg berbeda
Mungkinkah dua ego yg berbeda ini dikumpulkan dalam satu rumah tangga.? Tidak, kecuali dengan meleburkannya.
Pabila kedua masing-masing mempertahankan perangai atas dasar egonya dan memaksakan pasangannya untuk menuruti egonya maka bukan cinta yang tulus yang didahulukan melainkan penjajahan cinta.
Ini bukan mekanisme cinta dan kasih sayang melainkan mekanisme penjajahan. Hasilnya tentu bukan kebahagiaan, tapi pertentangan, pertengkaran, perkelahian dan penderitaan. Karena masing-masing ingin menguasai yang lain.
Ini bukan cinta,
karena cinta menawarkan ketenteraman, kedamaian dan kebahagiaan.
Cinta menawarkan jalan keseimbangan, tanpa kemenangan dan kekalahan, tanpa kesombongan, tanpa keserakahan.
Harapan cinta cuma kebahagiaan dan untuk menggapainya kuncinya hanya satu:
"Jangan sekali kali menonjolkan 'aku'. Jangan larut dalam ego sendiri-sendiri.
Satukan hati, leburkan dua pribadi yang berbeda agar menjadi satu. Hanya dalam Cinta, atas nama cinta dan kasih sayang.
Mencintai adalah memberi, bukan menuntut. Kasih sayang hanya "mengasihi" dan "menyayangi"
Pemberiaan bakal melimpahkan kesenangan dan kebahagiaan. Sedang tuntutan menghasilkan rasa tertekan dengan segala ragam persoalannya.
Kalau kedua ego selalu lebih ingin memberi atas nama cinta kepada pasangannya, yang ada hanya rasa suka senang dan bahagia. Tapi ketika masing-masing hanya menonjolkan tuntutan, maka yang muncul adalah ketidak puasan. Karena memang tak ada orang yg bisa memuaskan ego kita.
Hatipun bukan lagi bertaut, melainkan ber hadap-hadapan untuk saling menghakimi dengan segala tuduhan yang menyakiti dan melukai.
Pertautkanlah hati dengan cara menyerahkan hati kita kepadanya, Iapun akan membalas dengan menyerahkan hatinya kepada kita. Itulah makna cinta yang sejati yaitu dengan berserah diri untuk kebahagiaan orang yang dicintai.
Dengan demikian yang bahagia bukan hanya orang yang dicintai, melainkan justru orang yg mencintai yang kan lebih banyak merasakan kebahagiaan.
Bagaimana bila orang yang dicintai tidak membalasnya dengan rasa cinta ? Ini bukan persolan. Justeru ia yang akan kehilangan kebahagiaannya. Ia hanya berkutat dengan ketidak puasan egonya. Percayalah "kebahagiaan"hanya milik orang-orang yang bisa mencintai.
Membaca pesan dari Opa, saya mengakui kebenarannya. Saat saya menemukan diri saya sering dikecewakan orang saya mengubah mindset saya dari selalu mengharapkan pengertian, perhatian, kasih sayang dan kepedulian orang menjadi sebaliknya.
Saya merasakan saat saya tak mengharapkan pengakuan dari manusia,tulus memberi, mengerjakan apa yang menjadi tugas kewajiban, tidak mengeluh, dsb justru sayalah sendiri yang merasakan kepuasan. Bahagia saat melihat orang tersenyum karena pemberian saya kepadanya meski mungkin pemberian itu kecil namun memandang senyuman penerima, saya merasakan bahwa pemberian kecil saya itu berarti baginya.
Mencintai adalah memberi. Ya, jika kita mencinta, berikanlah sebesar dan sekuat-kuat kemampuan hanya untuk memberi. Orang yang penuh cinta hidupnya tak pernah sunyi dari memberi, karena ia sadar bahwa kehidupan yang dirasakannya pun adalah.cinta dari Tuhannya.
Mengapa banyak orang kini merana dan menderita sedang ia bukan orang yang buruk rupa, bukan orang yang tak berharta, bukan pula orang yang tak bertahta ? Ternyata semua karena di hatinya sepi dari mencinta. Selalu mengharap yang tak ada, tak sadar ia sedang banyak menerima. Bagaimana bisa ia bersyukur jika ia selalu merasa tak punya yang diinginkannya ? Bagaimana hatinya kan merasakan kedamaian jika yang ia bisa hanya mengeluhkan dan memaki nasibnya ? Sedang di dunia ini terlalu banyak alasan untuk bahagia jika kita tahu harganya mencintai.
Dicintai memang indah, namun kebahagiaan hanya milik yang mencintai. Kamu percaya ?.
Iya dan cinta tidak bisa dimanipulasi sehingga kebahagiaan pun tidak bisa direkayasa
ReplyDeletemencintai itu indah. jk tak berbalas, maka Maha Cinta yg akan membalasnya. :)
ReplyDeletekalau siap mencintai harus siap patah hati juga.
ReplyDeleteSaya percaya...hati yg mencinta selalu diliputi kebahagiaan seluas samudera.
ReplyDeleteSuka sama penutupnya. Setuju. :)
ReplyDeleteAbsoltely agreee Mbak Win. Merasa ditampol sama tulisannya
ReplyDeletePaling pas saling mencinta, tapi kl hrs memilih saya pilih dicintai :)
ReplyDeleteTuntutan menghasilkan rasa tertekan... *Catatan penting buat saya. Senang dapat uraiannya Mbak Winny.
ReplyDeleteTuntutan menghasilkan rasa tertekan... *Catatan penting buat saya. Senang dapat uraiannya Mbak Winny.
ReplyDelete