Thursday, September 24, 2015

Arafahku

Arafahku

Arafahku di bilik hati
Setiap malam kupandangi dari celah jeruji
Jeruji yang ratusan purnama merantai memenjara diri
Penjara besar bernama nafsuku sendiri

Semula ku hanya mengeja entah
Mengira dunia ini hanya tuk mendapatkan upah
Upah dari segenap upaya yang kusangka hebat dan megah
Yang kunikmati setiap puja puji meski lisan lafalkan hamdalah

Lalu kuterpekur di sudut renung
Menyaksi kisah-kisah hamba nan tak hirau pengakuan
Hingga menggigil setiap yang berdzikir
Merunduk malu setiap yang bernafas

Jika hadir ia tak dikenali, jika tiada tak seorangpun peduli
Namun insan serupa ini terus mengabdi
Siang malam melata memakmur bumi
Bahkan cerca dan caci tak sanggup membuatnya terhenti

Terdengar serupa yang dahulu acap diceritakan Nabi 
Tentang mereka-mereka yang dirindukan syurga
Tentang sesiapa yang menjadi perbincangan langit
Tentang segala yang lalu kufahami ada yang jauh lebih berharga dari apapun di dunia ini

Ikhlas ... ketulusan ...

Hingga ku menatapnya sepenuh rindu
Arafahku ...
Sejatinya ia tak pernah beranjak dari kalbu
Sebaik-baik tempat mengingat, seindah-indah tapak bersujud

Arafahku tak pernah berlari
Dia tetap di sana, setia menanti






Doc. Simsim Wiz's Pinterest


Hatiku  bersama para penerima musibah di Mina, semoga yang wafat mendapat karunia husnul khatimah serta syahadah, aamiin

Saturday, September 19, 2015

Keuntungan Punya ART Part Time

Keuntungan punya ART part time - Sejak menikah dan berbuah hati, terutama setelah pindah rumah ke Bogor, boleh dikata saya nggak pernah sengaja mencari asisten rumah tangga (ART). Hampir semua yang pernah bekerja di rumah, datang mengajukan diri untuk membantu. Entah mungkin karena populasi wanita yang berprofesi ART di sini banyak ya, sehingga rumah mana aja yang memerlukannya hampir pasti mendapatkannya.

Sistem kerja ART di lingkungan perumahan saya beragam, ada yang menginap ada yang bekerja harian (istilah kami di sini untuk ART seperti ini adalah “pulang hari”). Kebanyakan di antara mereka adalah ART yang bekerja dengan tipe ke dua, ialah pulang hari, karena tempat tinggal mereka berdekatan dengan rumah-rumah tempat mereka bekerja.

Friday, September 11, 2015

You Will be There Someday

You will be there someday  - Suatu hari, udah cukup lama juga sih kejadiannya, saya posting foto hadiah lomba sebuah Giveaway (GA)  yang berukuran cukup besar di Facebook. Di captionnya saya hanya mengucapkan terima kasih pada si pengirim yang juga penyelenggara GAnya.  Di antara sekian banyak teman yang berkomentar positif, ikut senang dan mengucapkan selamat, ada seseorang yang  berkomentar seperti ini :

“Harus ya, hadiah dibikin jadi status ?”

Thursday, September 10, 2015

Optimasi Media Social Commerce

Optimasi media social commerce - Sehari saja tanpa gadget, bisakah ? Apalagi kalau yang disebut gadget itu sebangsa smartphone, buat saya itu nggak bisa. Nggak Cuma buat keperluan komunikasi dengan keluarga dan relasi, tapi mobile gadget itu sudah melekat sebagai rujukan saya untuk mendapatkan banyak hal yang saya perlukan. Dari mulai menu dan resep masakan, info list harga bahan pokok di supermarket, tempat browsing info-info kesehatan/kecantikan, tempat belajar gerakan-gerakan yoga, tempat silaturahmi dengan teman-teman di grup-grup online, tempat berkoordinasi online dengan grup-grup kepenulisan dan grup support cancer, tempat menulis setiap hari untuk blog mapun sekedar draft di file (jika dalam perjalanan saya sering menulis menggunakan smartphone), tempat untuk mendapatkan job dari agent melalui email dan bahkan untuk berbelanja online.

Tuesday, September 8, 2015

Beras Maknyuss : Buat Nasi Liwet Makin Maknyuss

Beras Maknyuss membuat nasi liwet makin maknyuss : Itu memang benar adanya. Kemarin saya mencoba membuat nasi liwet pesanan Rahma untuk bekal makan siangnya di sekolah, sudah kangen nasi liwet dia rupanya hehe. Agak-agak ragu juga mau ngeliwet pake beras baru, takut salah takaran airnya. Tapi alhamdulillah, ternyata semua baik-baik saja, bahkan nasi liwet Beras Maknyuss terasa lebih enak di lidah karena rasa pulen dan harumnya, padahal dari tagline yang tercantum di kemasannya beras Maknyuss nyata-nyata tanpa pewangi, bahkan tanpa pemutih dan tanpa pengawet juga.


Beras Maknyuss ukuran 5 kg



Yup, makanan yang aman dari bahan-bahan kimia memang salah satu syarat makanan sehat, dan beras adalah jenis makanan pertama dan utama yang harus memenuhi syarat itu karena dia dikonsumsi setiap hari oleh keluarga di Indonesia kan, termasuk keluargaku juga.

Biasanya, untuk konsumsi keluarga, kami menggunakan beras hasil panen sawah milik orang tua dari kampung yang insya Allah terjamin kemurniannya, tanpa campuran apapun termasuk campuran bahan-bahan berbahaya. Tapi, beras dari kampung tak selalu tersedia setiap waktu, ada saatnya belum usai sebulan persediaan beras di rumah sudah habis. Nah, kalau sudah begitu saya biasa membelinya dari toko grosir beras dekat rumah saja. 

Masalahnya, membeli beras jaman sekarang harus hati-hati ya, sejak beredarnya issue beras berpemutih saya agak was-was juga, sampai ngelus dada koq ada sih penjual beras yang kepikiran masukkin zat pemutih ke beras jualannya. Jujur, soal beras saya nggak pernah menuntut beras itu harus putih seputih-putihnya kayak seragam dokter #eh. Yang penting dia bersih sudah cukup. Mungkin bagi sebagian orang, warna beras yang sangat putih itu penting, dan mungkin itu juga sebabnya yang membuat beberapa oknum penjual beras memasukkan bahan pemutih ke dalam beras dagangannya. Atau bisa jadi juga, untuk menutupi kualitas beras mereka yang kurang baik akhirnya mereka menggunakan bahan-bahan kimia yang berbahaya termasuk si pemutiih baju ini. Serem ya. 

Sejak suka beli beras di warung ataupun toko, saya berusaha mencermati beras dari tampilannya, apakah dia bening tanpa warna kekuningan, tak ada kutu dan kerikil-kerikil. Dari aromanya juga, beras yang baru dan baik tidak akan berbau apek. Kemudian teksturnya, beras yang baik biasanya memiliki tekstur yang kuat, tidak mudah patah. Periksa juga beras dengan meremasnya di genggaman, apakah dia kering atau licin. Beras yang bermutu baik akan terasa kering di tangan, tidak lengket maupun licin.

Ribet ? ya gapapa ribet sedikit, untuk makanan keluarga kita harus pasang high quality standard kan. Demi kesehatan orang-orang yang kita sayang, memang harus mau serius memilih dan memilah, apalagi di jaman di mana penyakit-penyakit berat bermunculan gara-gara makanan, tak cuma karena mengandung bahan-bahan kimia berbahaya saja tapi juga karena proses pengolahan yang salah sejak awal.

Nah yang menarik dari Beras Maknyuss ini karena ia menawarkan banyak kebaikan beras, selain bebas pemutih, bebas pengawet dan bebas pewangi, ia juga pulen dan bergizi. Terbukti dari hasil masakan nasi liwetku, setelah mencuci berasnya dan menambahkan air ke dalamnya, lalu saya masukkan tumisan bawang merah dan putih, cabe merah, lengkuas, sedikit minyak dan daun salam serta serai plus yang terpenting ikan teri medan dan potongan jambal roti, hasilnya nasi liwet saya matang sempurna dan lezat rasanya sampai Rahma tak rela meninggalkan sebutirpun nasi di kotak makanannya.

Nasi Liwet sudah matang ...yippiiie

Makan yuk .... 


Nah, buat teman-teman yang ingin merasakan nasi yang enak dan sedap, cobain deh berasnya pake Beras Maknyuss, ditanggung nasi di rice cookernya nggak akan bersisa, tandas setandas-tandasnya. 


Add caption

Claim :


Beras Maknyuss adalah beras varietas IR64 berstandar ISO dan SNI yang telah diproses dengan teknologi tinggi sehingga :

  1. Tidak memerlukan pemutih karena telah diproses dengan teknologi modern untuk menghasilkan beras yang berwarna putih alami.
  2. Tidak memerlukan pengawet karena beras telah melalui proses pengeringan yang optimal.
  3. Tidak memerlukan pewangi karena langsung dikemas setelah melalui proses sebelumnya.

Beras Maknyuss saat ini bisa diperoleh di pasar-pasar tradisional, toko beras, toko kelontong, mini market, supermarket, dan modern outlet seperti : Carrefour, Hypermart, Foodmart, Lotte Mart, Lotte Wholesale, Giant, Hero, Ranch Market, Farmers, Lion Superindo, Diamond, Tip Top, Naga, Alfamart dan AEON.

Thursday, September 3, 2015

Hati-Hati dengan Cara Pengolahan Makanan Cepat Saji

Hati-hati dengan cara pengolahan makanan siap saji - Seperti pikiran dan kegiatan para ibu biasanya, setiap pagi sudah duduk manis di benak, rencana akan masak apa untuk keluarga hari ini. Dan pagi tadi, saya sendiri setelah mengantar anak-anak ke sekolah langung mengarahkan kendaraan untuk berbelanja bahan masakan ke warung langganan. Selain memasak, ada makanan yang sudah dipesan Rahma bungsu saya malam sebelumnya untuk membuatkannya spagheti kesukaannya untuk makan siangnya di sekolah. Oya, karena anak-anak sekolah di full day school dimana jam belajar di sekolahnya baru usai sore hari, saya harus menyiapkan dan mengantar makan siang mereka setiap hari.

Tuesday, September 1, 2015

Menjaring Asa di Portal Kerajinan Indonesia

Menjaring asa di portal kerajinan Indonesia


Tujuh Puluh Tahun Indonesia


Indonesia, negeri yang kita cinta dengan rentang setiap batas yang begitu luas dan panjangnya serta seisi tanah dan airnya yang berlimpahan sumber daya hingga orang-orang menyebutnya negeri yang kaya, telah berabad-abad dengan setia membaktikan keberadaannya untuk manusia-manusia yang berhidup di atasnya dan mengaku sebagai pemiliknya. Kini di usia ke-70 tahunnya sebagai Negara Republik Indonesia sudah seberapa besarkah kita memuliakannya ?