Hanya bilik bambu tempat tinggal kita
Tanpa hiasan, tanpa lukisan
Beratap jerami, beralaskan tanah
Namun semua ini punya kita
Memang semua ini milik kita sendiri
Hanya alang-alang pagar rumah kita
Tanpa anyelir tanpa melati
Hanya bunga bakung tumbuh di halaman
Namun semua itu punya kita
Memang semua itu milik kita
...
Rumah Kita, lirik lagu milik grup band God Bless yang pernah
jaya di zamannya ini sederhana dalam menggambarkan kesederhanaan itu sendiri
tentang rumah. Gambaran tempat tinggal yang damai, yang tak peduli dengan
segala keterbatasan, yang selalu manis dalam ingatan karena ia milik sendiri
yang dianugrahkan Tuhan.
Lagu ini enak didengar dan liriknya manis, tapi sejujurnya jika saya
sang pemilik rumah yang diceritakan, tentu saya tak akan membiarkannya
tanpa hiasan dan tanpa lukisan, karena saya menyukai keindahan. Dan jika
halaman rumah saya hanya ditumbuhi rumput dan bunga Bakung, pastilah akan saya lebih
semarakkan dengan rona bunga-bunga lain karena saya mencintai keasrian.
Bagi saya rumah bukan sekedar sarang untuk tempat berkumpul
dan berteduh, lebih dari itu rumah adalah tempat berkreasi, mengekspresikan
khayal imaji, tempat bersenang-senang dalam warna dan cahaya, sekaligus tempat merenung,
tempat melabuhkan lelah dan penat dalam naungan yang menentramkan.
Bagi saya,
rumah adalah tambatan hati.
Rumah dan Denah
Rumah yang saya dan keluarga tinggali sekarang di kota hujan
Bogor adalah rumah yang dibeli dalam keadaan sudah jadi dan pernah ditinggali
oleh pemilik sebelumnya selama bertahun-tahun. Sebelumnya, kami sekeluarga
tinggal di kota kelahiran saya di Bandung.
Tapi, meskipun dibeli dalam keadaan bagus, dalam arti
kondisi rumah cukup prima karena baru mengalami renovasi saat kami kemudian
membelinya, tapi tetaplah ia bukan rumah hasil karya sendiri. Bukan rumah yang
dirancang berdasarkan kebutuhan dan kesukaan diri dan keluarga sendiri. Padahal
rumah yang kami tinggalkan di Bandung dulu adalah hasil desain saya pribadi
yang saya masih sangat sayangi. Saat memutuskan akan pindah karena sesuatu hal, saya jadi harus ekstra berpikir lagi tentang
bagaimana menata rumah saya yang baru di Bogor nanti.
Karena senang menata rumah, saya juga jadi senang menggambar sketsa denah rumah baru
jauh hari sebelum waktu kepindahan. Dengan menggambar denah ini saya jadi bisa
membayangkan apa yang akan saya lakukan nanti dengan ruang-ruang yang ada di
rumah yang baru.
Menggambar denah calon rumah baru memang sudah jadi seperti
kebiasaan buat saya setiap kali akan pindah. Maka itu juga yang terjadi dengan
rencana kepindahan saya ke Bogor. Setelah memutuskan rumah mana yang akan
dibeli, selama prosesnya saya benar-benar mencari tahu seberapa luas bangunan
dan tanah rumah yang baru hingga tata letak ruangan-ruangannya baik dari
informasi si pemilik rumah lama maupun memotret ruangan-ruangannya secara langsung.
Selama belum sampai ke hari H kepindahan, saya bisa setiap hari memandangi
denah rumah yang saya gambar beserta rencana penempatan barang-barangnya.
![]() |
Dari tabloid rumah seperti ini saya belajar membuat denah dengan menggunakan skala Doc. Pribadi |
Hal ini sangat penting untuk saya, karena saya sangat suka
dengan segala yang berhubungan dengan home design. Senang dan puas rasanya bisa
menata seisi rumah sesuai ilustrasi di benak saya, menyusun setiap posisi
furniture dan segala perniknya persis serupa apa kata hati saya.
Saya tak memiliki background pendidikan di bidang arsitektur
ataupun desain, tapi beruntungnya saya karena di sekeliling kita banyak dijual
majalah ataupun tabloid-tabloid tentang rumah. Di rumah saya sendiri berlangganan koran
dan tabloid, tapi hanya tabloid tentang rumah dan desain yang saya tak pernah
membuangnya. Tabloid-tabloid tentang rumah edisi lama masih tersimpan baik sampai
sekarang.
![]() |
Sebagian koleksi tabloid Rumahku Doc. Pribadi |
Begitu juga dengan smartphone saya, di galerynya banyak tersimpan
foto-foto design interior maupun eksterior dari berbagai gaya yang saya suka. Dengan itu semua saya belajar mengatur rumah
secara efektif dan fungsional tanpa melupakan sisi estetikanya.
Meskipun dengan segala kekurangan dan keterbatasan yang ada,
tapi mengatur rumah dan seisinya dengan baik membuat saya yakin bahwa
bagaimanapun keadaannya kita bisa membuat rumah terasa lebih nyaman.
Rumah yang Alami
Rumah, bukanlah rumah bagi saya jika tak menghadirkan alam
menjadi bagiannya. Tanaman, air dan hewan adalah entitas yang harus ada jika
tak ingin rumah kita gersang dan kesepian.
Saya tak sedang membicarakan rumah mewah dengan taman-taman
berair mancur megah ataupun binatang-binatang peliharaan dengan biaya perawatan
mahal. Tidak.
Sesederhana apapun rumah kita, jika di pekarangannya dan
atau di setiap sudutnya kita persilakan tanaman dan bunga mengisinya pastilah
mereka akan membalasnya dengan keteduhan, kesejukan dan kenyamanan. Tanaman
bunga dan pepohonan akan mengundang kupu-kupu dan burung-burung berkeliaran.
Tak hanya itu, mereka jugalah yang hadirkan wewangian alami yang jauh lebih
menenangkan dari sekedar aroma therapy.
![]() |
Ruang terbuka hijau serta kolam memberikan rasa rileks yang baik sebagai penawar stress dan kelelahan. Doc. Gambar Rumah |
Dulu sampai sekarang, jika saya mudik ke kampung halaman. Selain rumah orang tua dan keluarga, saya selalu sengaja datang ke rumah yang saya kenal hanya karena ingin menikmati pekarangan rumahnya yang penuh dengan tanaman berbunga. Jika ada bunga dari jenis baru yang saya suka saya tanpa sungkan akan meminta bibitnya.
Memasukkan unsur alam ke dalam interior maupun eksterior rumah membuat rumah menjadi manusiawi. Saya percaya, semakin banyak ruang terbuka hijau disediakan di dalam rumah, semakin memberi kelegaan dan ketentraman kepada anggota keluarga.
Rumah Impian
Rumah impian saya bukan rumah yang bergaya simply modern
tapi juga bukan yang bercorak detail klasik. Di mata saya, rumah yang indah dan
nyaman itu adalah rumah yang bernuansa Shabby Chic. Meski sederhana, rumah ala
Shabby Chic berkesan hangat dan ceria. Sangat pas untuk keluarga dengan ayah bekerja,
ibu rumah tangga dan anak-anak yang masih sekolah seperti keluarga saya.
Saya suka rumah yang lega dan terang, dengan pagar, pintu
dan jendela berwarna putih. Dindingnya dilapisi wallpaper bermotif bunga-bunga
berwarna pastel, serta dapur dengan sink yang menghadap ke taman belakang yang
hijau dan berpohon besar untuk tempat anak-anak bermain ayunan.
Di rumah ala Shabby Chic saya merasa menemukan impian masa
kecil saya saat di masa itu masih senang bermain rumah-rumahan. Saat di di usia
sekanak-kanak itu saya acapkali sudah berkhayal mengurus rumah tangga. Aiih
kecepetan tuanya ya saya hehehe
![]() |
Ruang keluarga ala Shabby Chic yang berkesan hangat Doc. Decorator Files |
![]() |
Ruang tidur yang nyaman dengan bunga di mana-mana Doc. Decorator Files |
![]() |
Dapur & ruang makan yang menyatu namun tetap terasa lapang dengan sink berjendela yang menghadap ke arah taman. Doc. Decorator Files |
Tentu saja kegemaran saya menata rumah tak akan berhenti sampai di sini. Selama saya masih sehat dan berkemampuan, saya akan terus memperbaiki tatanannya baik dari lay out maupun dekorasinya. Semua itu tak lain agar keluarga bisa merasa nyaman jika sedang berada di rumah.
![]() |
Ruang tamu kami Doc. Pribadi |
![]() |
Ruang keluarga Doc. Pribadi |
Tapi lebih dari semua impian itu, saya bersyukur selama ini telah memiliki rumah yang bisa menjadi tempat berteduh yang membahagiakan saya dan keluarga. Bahagia dengan apa yang ada, asalkan bisa berkumpul bersama. Seperti rumah yang diceritakan God Bless kepada kita ; "Rumah Kita"
"Coz home is where the heart is"
Lebih baik di sini, rumah kita sendiri
Segala nikmat dan anugerah yang Kuasa
Semuanya ada di sini
Rumah Kita
Sekarang lagi ngehits shabby chic ya mak,kok kita sehati ya hehehe....saya juga koleksi majalah rumah lo hehehe,suka aja kalo lagi nganggur lihat2 gambar sambil menghayal xixixixi
ReplyDeleteWaah harus toast nih kita mbak hehehe. Iya shabby chic sedang hitz sukaaa banget sama desain gaya ini.
DeleteRumah mbak winny hommy banget deh..tembok nya ijo lagi warna kesukaannku..
ReplyDeleteJadi pengen main ke rumah.mbak winny ;)
Aiih mbak Muna suka warna ijo juga ? Toooz lagiii xixixi.
DeleteWaduh seneng banget klo mbk Muna dateng ke rumah. Ditunggu yaa
semoga bisa punya rumah impian sesuai harapan ya mbak
ReplyDeleteAamiin, semoga ya teh :-)
DeleteRumahku istanaku ya mbak..baiti jannati..yang penting berkah..semoga jadi kenyataan\
ReplyDeletebtw aku juga suka ngumpulin buku2 denah2 rumah pdhl entah kapan punya xD
Iya bener Cha, yg penting berkah.
DeleteNah, buku/majalah/tabloid ttg rumah itu jangan sampai dibuang Cha. Menurutku ilmu ttg rumah itu hal yg selalu up to date yg bisa berguna kapan aja. :-)
Dekorasi shabby chic lagi ngehits banget ya, mak. Sering liat di pinterest juga. Moga kesampaian punya rumah impian, hehe
ReplyDeleteIya shabby chic banyak yg suka ya mak Ila.
DeleteAamiinn terima kasih do'anya yaa
Rumahnya rapi mba, nyaman bgt :) tanaman emg terapi hati yaa, setuju bgt, berkutat sebentar aja d pekarangan rmh bikin hepi loh, hehe. Rmh shabby chic sll nyaman, smg terwujud impiannya mba Winny
ReplyDeleteIya mba Shabby Chic selalau nyaman buatku.
ReplyDeleteTerima kasih do'anya mbak Ratih :-)
mbak..ruang keluargamu bikin iri...asik dan adem dengan warna ijonya :)
ReplyDeleteaku juga suka tuh mba rumah yang dipenuhi dengan berbagai tanaman
ReplyDelete