“Sayaaaaa .....”
Hmm, sebuah dialog imajiner yang terbayang di benak saya saat
akan menulis jurnal ini langsung berkelindan. Rasanya, hampir tak ada yang tak
suka coklat ya. Kalaupun ada mungkin hanya sedikit orang saja. Coklat dalam
segala bentuknya sudah mengepung gaya hidup kita dalam soal kudapan.
Meski begitu, meski saya merasa coklat sudah menjadi salah
satu makanan yang paling diminati banyak orang khususnya di Indonesia, tapi
jika dibandingkan dengan masyarakat mancanegara ternyata bangsa kita masih kalah
jauh dalam hal mengkonsumsi coklat. Bayangkan saja, masyarakat Singapura mengkonsumsi
1 kg coklat per tahun, masyarakat Swiss yang
memang salah satu negara penghasil coklat terbesar dunia mengkonsumsinya
sebanyak 9 kg per tahun, tapi bangsa Indonesia hanya mengkonsumsi coklat sebanyak
300 gr per tahun. Padahal, Indonesia adalah negara penghasil coklat peringkat
ke-3 dunia, yang berkontribusi sebanyak tujuh belas persen dari total kakao
dunia.
Informasi ini saya dapatkan saat menghadiri gathering dengan
Chocomory, sebuah brand coklat yang menjadi sayap bisnis PT. Cisarua Mountain
Dairy (Cimory) pada industry konfeksioneri coklat hari Jumat kemarin.
Invitation
Berhubung ini tentang coklat, jadi ceritanya saya seneng
banget saat menerima undangan dari Chocomory untuk melihat review tentang
coklatnya, memperhatikan proses pembuatan produk-produk olahan coklat di
pabriknya dan menyimak chocolate cooking demo-nya hari Jumat, 21 Agustus 2015
kemarin di Cimory Riverside, Mega Mendung, Puncak, Bogor.
![]() |
Undangan dari Chocomory |
Saya datang setengah jam terlambat dari waktu yang ditetapkan
penyelenggara acara. Sedikit tak enak hati saat di sekitar jalan Raya Puncak
terjadi kemacetan yang sempat menghambat perjalanan saya. Sempat curhat kepada
suami yang berkenan mengantar sampai ke tujuan bahwa saya tak ingin mengecewakan
fihak pengundang. Beruntung, suami berhasil menenangkan saya dan ternyata kami
sampai ke lokasi tak terlalu jauh dari rentang waktu yang ditentukan.
Suasana masih agak sepi saat saya melintasi anak tangga
pintu masuk Cimory, hanya ada beberapa orang yang sedang mengambil foto di
sekitar patung sapi nan lucu yang nampaknya merupakan ikon Cimory. Dengan sok
tahunya saya menduga mereka adalah teman-teman media atau blogger yang sama
diundang juga. Saya menyapu seluruh ruangan dengan pandangan, dan tanpa
kesulitan di sekitar 15 meter dari tempat saya berdiri saya bisa melihat Chocomory
Store.
![]() |
Tiba pagi hari di Cimory Riverside Puncak Bogor |
![]() |
Chocomory Store |
Bergegas saya menuju ke sana, tapi tetap saja saya tak
menemukan suasana pertemuan yang saya bayangkan. Saya mencoba bertanya kepada
seorang pramuniaga yang cantik di sana, dan dengan baik hatinya dia
mengantarkan saya ke lantai bawah yang ternyata sudah dihadiri oleh beberapa
awak media.
Mbak Putri sebagai PR Chocomory yang beberapa waktu
sebelumnya mengundang saya via email menyambut kedatangan saya dengan
hangatnya, mengenalkan saya kepada beberapa jurnalis dan lalu mempersilakan saya
untuk duduk menunggu hingga acara dimulai. Seorang bapak yang kemudian saya
tahu beliau adalah PR/Markom Cimory pun dengan ringan hati menyapa menghampiri.
Kesan pertama yang menyemangati.
![]() |
Green tea yoghurt with chocolate sebagai welcome drink |
Chocomory, Ikon Coklat Baru
Sessi awal dimulai dengan sambutan yang disampaikan oleh Pak
Ilham, PR / Markom Chocomory dengan gayanya yang santai namun lugas. Beliau menyampaikan bahwa
Chocomory dibuat atas keprihatinan Cimory disebabkan produksi coklat dalam
negeri yang merupakan penyumbang kakao terbesar peringkat 3 dunia namun hingga
saat ini masih mengimport bahan mentahnya dari luar negeri.
Cimory juga sangat concern pada produksi susu
para peternak dalam negeri hingga terus membuat inovasi bagaimana caranya agar
produksi susu sapi kita tidak terbuang percuma. Cimory ingin menunjukkan bahwa
Indonesia pun mampu membuat coklat sekualitas dunia dan menjadi coklat yang
ikonik. Berupaya kerasa bagaimana caranya agar ia sebagai brand lokal namun bisa berkualitas premium.
Untuk sampai pada sekian besar ide dan upaya hebat ini tentu
tidak melalui perjalanan yang mudah. Sebelumnya, Managing Director Chocomory
Bapak Axel dari perjalanannya melanglang buana pada akhirnya menginspirasinya
untuk memproduksi coklat lokal dengan mutu internasional. Bisa dikatakan,
resep-resep coklat di Chocomory tercipta dari hasil beliau keliling dunia.
![]() |
Macha Bar Chocolate |
Pak Ilham menuturkan, konsep dari kehadiran Chocomory di Puncak adalah untuk menjadi tempat belanja
produk coklat yang menghibur, tempat edukasi dan mengapresiasi
coklat, juga menjadi tempat membeli oleh-oleh dari Puncak yang kekinian.
Chocomory memiliki kategori produk andalan seperti :
Chocolate covered, Chocolate bar, Minibar-Rocher-Lolypop, Almond Crunchies,
Chocoreo, Wafer Finger, Crispy Matcha Balls, Hot Chocolate dan Cornflakes.
Dalam meet up kali ini, secara spesial Chocomory
memperkenalkan Matcha Chocolate Bar sebagai salah satu produk coklatnya yang
ikonik yang membedakannya dari produk-produk kompetitor. Matcha Chocolate Bar
ini memiliki rasa dan warna yang unik, bukan karena memasukkan bahan kimiawi karena kualitas Chocomory sama sekali tak menggunakan bahan pewarna dan bahan pengawet melainkan karena memadukan real chocolate dengan
ekstrak teh hijau yang diimport langsung dari Jepang.
Saat dikonsumsi, Matcha Chocolate Bar memberikan sensasi tersendiri, mudah meleleh tanpa meninggalkan sisa lemak atau unsur lain di langit-langit mulut.
Saat dikonsumsi, Matcha Chocolate Bar memberikan sensasi tersendiri, mudah meleleh tanpa meninggalkan sisa lemak atau unsur lain di langit-langit mulut.
Coklat Chocomory memang dibuat secara ekslusif dengan bahan
utama coklat yang diimport dari Belgia serta mesin-mesin yang juga masih harus
diimport dari Swiss dan Jerman karena Chocomory berkomitmen untuk menjaga kualitasnya
demi kepuasan konsumen dan menjaga kepercayaan mereka. Semua ini bersesuaian
dengan tag line Chocomory ialah :
”Where Happiness Comes Alive”
Untuk mendapatkan produk-produk coklat Chocomory memang tak
semudah mendapatkan produk coklat dari brand lain. Konsumen harus datang ke
gerai Chocomory di Cimory Riverside, Puncak Bogor atau memesannya secara
online.
Managing Director, Bapak Axel yang hadir di tengah-tengah
kami pun menyampaikan penjelasannya tentang hal apa yang membedakan Chocomory
daripada brand lain yang diantaranya adalah karena Chocomory menyusun resepnya
dengan kandungan coklat dalam prosentase yang lebih tinggi daripada yang
dimiliki brand-brand lain, itu sebabnya meskipun Chocomory mempunyai produk
milk chocolate, tapi ia berwarna lebih gelap dibandingkan milk chocolate dari
merek lain.
![]() |
Managing Director of Chocomory Bpk Axel |
Banyak hal lagi yang lebih detail dijelaskan oleh Cheff of
Chocomory Factory yakni Bapak Agus Supriyadi saat kami mengunjungi pabrik
coklatnya. Di sana saya melihat kecanggihan mesin-mesin modern pembuat aneka
jenis olahan coklat bekerja dalam pengawasan karyawan karyawati Chocomory yang
sangat menjaga hygienitas. Setiap mesin diletakkan sedemikian rupa agar bagian
belakangnya tak menempel ke dinding supaya tak ada kotoran yang menempel di
sela-sela yang bisa masuk ke dalam hasil produksinya.
![]() |
Milk Almond Choco Bar |
![]() |
Almond Cookies |
Cheff Agus dengan sabar memberi penjelasan atas
pertanyaan-pertanyaan jurnalis dari beberapa media dan juga blogger tentang
bahan dan proses pembuatan produk-produk olahan coklat di Chocomory. Dari beliau
saya faham, bagaimana Chocomory menjadi sangat istimewa dalam rasa dan
kualitasnya. Ternyata mulai dari mendatangkan bahan-bahan utama coklat dari Belgia plus mesin-mesin modern import serta hygienitas adalah sebagian cara Chocomory berkomitmen atas kualitas tinggi yang dipegang teguhinya.
And last but not least, hal menenangkan lain yang saya dapakan adalah ternyata produk Chocomory telah mendapat sertifikat halal. Jadi konsumen dari kalangan muslim tak perlu resah apakah coklat yang dibeli di Chocomory ini bisa dikonsumsi atau tidak.
And last but not least, hal menenangkan lain yang saya dapakan adalah ternyata produk Chocomory telah mendapat sertifikat halal. Jadi konsumen dari kalangan muslim tak perlu resah apakah coklat yang dibeli di Chocomory ini bisa dikonsumsi atau tidak.
Sessi terakhir kami adalah menyaksikan Matcha Bar cooking
demo dimana Cheff Agus dan seorang asistennya memperagakan bagaimana
Matcha Bar diolah dan dicetak. Saya sendiri menjadi salah satu dari sekian
orang yang mencoba ikut mengolah dan mencetak coklat berekstrak teh hijau
Jepang itu.
![]() |
Peragaan mengolah Matcha Bar Chocolate |
Kunjungan yang menyenangkan. Selama hampir 3 jam mengikuti paparan, saya mendapat banyak pengetahuan dan pengalaman berharga. Dan lebih dari itu turut larut dalam keyakinan bahwa yes, Indonesia pun kini miliki harapan baru yang mewujud nyata yakni sebagai produsen coklat dengan kualitas dunia tak hendak kalah dari bangsa-bangsa lain seperti Swiss dan Belgia, sebuah icon coklat kebanggaan di Puncak Bogor.
Terima kasih atas undangannya yang penuh kesan Chocomory :-)
![]() |
Chocolate Fountain |
![]() |
Serba Coklat |
![]() |
Cuplikan tweet-tweet lucu tentang Chocomory di twitter bergelantungan di langit-langit toko |
![]() |
Kenang-kenangan dalam goodybag dari Chocomory |
Coklatnya bikin pengin, mak. :3 Buat pecinta coklat wajib cobain nih.
ReplyDeleteWajiib wajib banget mak Ila hehe :-)
DeleteThis comment has been removed by the author.
DeleteThis comment has been removed by the author.
DeleteOohhh udah ya gatheringna...
ReplyDeleteHuaaaaa mauuu nyobain aku paling beli yang cabang deket sini enyakkk
Udah Chaa. Wah ada cabangnya ya di situ ? enaaak.
Deleterumahnya baru, saya baru singgah ini. Mana coklate enak enak ya
ReplyDeleteHehehehe monggoo dicoba coklatnya mbak Astin
DeleteWah asyiknya jalan2 ke pabrik coklat.... kok ga ada yang ngajak aku ya? hehehe
ReplyDeleteHehehe mbak Reni kan udah ada yg ngajak duluan ^_^
Deletejadi inget filmnya jhonny deep yg ceritanya dia jadi pemilik pabrik coklat itu deh. Kalau yg pernah saya datangi IKM pembuat coklat dgn peralatan yg masih manual mbak.
ReplyDeleteHehehe iya ya mbak, aku juga ingat film itu.
DeleteIKM di mana mbak ?. Klo Chocomory peralatannya udah modern mbak dan pabriknya sangat bersih.
Jadi galau saya kalau makan coklat.. takut nambah ndut hehehe.. ada yang low fat ga mak?
ReplyDeleteJadi galau saya kalau makan coklat.. takut nambah ndut hehehe.. ada yang low fat ga mak?
ReplyDeletedaku tak diundang hiks hiks, padahal suka cokelat :p
ReplyDeleteAssalamualaikum mb.
ReplyDeleteSaya copy dr ulasan mb :
last but not least, hal menenangkan lain yang saya dapakan adalah ternyata produk Chocomory telah mendapat sertifikat halal. Jadi konsumen dari kalangan muslim tak perlu resah apakah coklat yang dibeli di Chocomory ini bisa dikonsumsi atau tidak.
Apakah ini confirm dr label halal yg baru dalam kemasannya?
Karena terakhir saya terima oleh -oleh chocomory belum ada label halalnya mb, jadi agak kawatir u memakan atau memberikanya kepada orang lain mb?
Trimakasih atas confirmasi dan penjelasanya.