"Serendah itukah kamu menilaiku Arda ? Tak berartikah selama ini persahabatan kita ? Aku tak percaya kamu mengenalku sekosong itu"
Hani memijit keypadnya pada kata terakhir dengan tekanan yang keras. Alis hitam di keningnya nan rembulan mengerut tegas. Ia tak mengerti dengan sikap Arda belakangan ini. Tiba-tiba muncul di bbmnya dalam nada yang kerap membuatnya bertanya-tanya.
Hani melirik ponselnya, tak ada tanda balasan, dan ia mulai penasaran. Diraihnya gadget hadiah ulang tahun dari Arda setahun yang lalu itu gemas, lalu diketiknya beberapa kalimat.
"Arda, ada apa denganmu ? Sedang ada masalahkah ? ceritakanlah padaku."
Sepuluh menit, lima belas, duapuluh hingga setengah jam berlalu tiada jawaban. Ponsel berbalut casing ungu itu masih bergeming di atas bantal, tak ada signal masuk apapun. Hanya suara rerintik hujan di luar jendelanya nan mengetuk-ngetuk bilik hati perempuan bermata sayu itu sendu.
Tiba-tiba denting beriring geletar di ponselnya memecah sunyi. Sebuah tanda berwarna merah muncul di fittur bbmnya. Sebuah pesan dari Arda.
"Masalahku hanyalah jika kamu terus membisu, dan tak menjelaskan padaku mengapa tak ada tempat untukku di hatimu"
Hani tercenung, menatap display berlatar gelap dengan kalimat yang tertera jelas. Jemarinya menyentuh keypad lekat, namun tak ada satu aksarapun diketiknya. Bermunculan bayangan Arda yang selama ini selalu mengisi hari-harinya dalam rupa-rupa latar di kaca kenangannya.
Tiba-tiba bulir bening menggenang di sudut mata, satu persatu menetesi lembar undangan pernikahannya dengan Rahman yang belum jua ia kuasa menyampaikannya kepada Arda. Bisik hatinya berkata :
"Untuk apa tempatmu di hatiku ? Bahkan kamu telah menguasainya. Tapi, kita sudah tak bisa Arda"
Hani terus menggenggam ponselnya, membawanya ke dalam dekapannya, seakan tak ingin dilepasnya.
Selalu ada cerita, pada cinta yang tak bersua
aih, bikin sedih mak. Kasih tak sampai hik hiks
ReplyDeleteudah kereen banget cerpen2nya, ikutan lomba cerpen aja mbak, insyaallah menang :) semnagat, lagi banyak lomba cerpen nih mbak hadiahnya lumayan jeti2an mbak
ReplyDeletemak yang bener tu nulisnya ia apa dia ya? :D
ReplyDeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
Deleteduh sedih ya, lhat undangan itu
ReplyDeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
DeleteKirim aja undangannya hani....jika terluka biarlah terluka dan segera untuk mencari obatnya...
ReplyDeleteSedih ceritanya
ReplyDeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
DeleteHai..Winny.. Alur cerita yang begitu menyentuh puing puing kisahku....suka banget aku..
ReplyDeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete