Seraut wajah memandang gegana nan putih berlayangan di angkasa raya
Merupa kanvas biru teramat biru di langit kotanya
"Kamu kangen aku tha mas ?". Tanya hatinya
Lalu coklat bola matanya mencermati kuntum-kuntum bunga perdu yang tadi dipetiknya. Ada satu, dua, tiga, empat, ahh tujuh bunga perdu ada diantara ujung-ujung jemarinya.
Tiba-tiba dua alis indah itu seakan hendak membentuk kurva. Sayu menjelajahi parasnya. Angin savana hampir-hampir menenggelamkan suaranya yang lirih :
"Maaf ..."
Ia menghembuskan satu tiupan, dan bunga-bunga perdu beterbangan. Terbang pada bayangan yang terus melibat sukmanya.
Rindu.
Membacanya... seakan mengiris2 hati :)
ReplyDeleteahh senang ada yg memahami :)
DeleteUntung dah pulang, dan rindu dah terobati.
ReplyDeleteAlhamdulillah ...:)
DeleteAku tak mampu memahaminya mbak... :(
ReplyDeleteaku juga mbak hiks :(
Deletehehe gapapa mbak, memang ini puisi gak jelas koq xixixi
Delete