Tuesday, March 26, 2013

Lukisan Cintamu

 

Ketika cinta ditilamkan Tuhan kepadamu
Seketika hangat menjalari dada
Ada sesuatu yang terasa berkecambah
Menyentuh mengelus bilik hati

Tak kau hiraukan itu
Hingga dadamu sesakkan entah
Dan jiwa menggigil gelisah
Lalu kaupun tahu
Itulah rindu

Yang merambati setiap inci labirin darahmu mengalir
Yang turut mendenyut di jantungmu berdegup
Yang selalu menyerta dalam setiap nafasmu terhela
Yang tak ingin pergi dari bayanganmu menjela

Hanya padanya, ingatanmu bersemayam damai

Lukisan cintamu tak berwarna terang
Ia hanya berpendar, namun indah dalam lembut nuansa tenang
Kau bisikkan namanya dalam senandung
Bak nyanyian surgawi yang mengalun kidung

Aahh ... apa yang lebih indah dari memandang senyumnya ?
Seakan segenap jagat turut mengilustrasikan
Dalam gumpalan awan
Di gugusan bintang-bintang
 Selalu hanya dirinya

Kemanapun kau pergi ia mengikuti
Dalam nurani, 
Di dalam sanubari

Ia lukisan cintamu
Tak terganti

Saturday, March 9, 2013

Sepotong Pentas Maya

Kususuri jalanan nan berliku
Di kota nan berselimut halimun biru
Kemana kau palingkan wajah disana kau temukan dinding tak berpintu
Dinding-dinding berteralis kejujuran hingga pagar keramahan penuh palsu

Di kota itu kau selalu ditanya dalam senyuman :
"Apa yang sedang kau rasakan ?"
"Apa yang sedang kau pikirkan ?"
Namun, jika telah diungkapkan, mengapa tak hilang segala kegundahan

Pedihku hanya kupendam saja
Memandang kaumku dirayu dicumbu kata
Dijanjikan syurga seribu warna
Dijadikan bunga terakhir hingga akhir masa

Namun tak insaf ia bak permainan saja
Dijadikan boneka tuk luahkan kesepiannya
Bagaimana kan harapkan kesetiaannya
Pada insan hanya pandai bermain tutur dan aksara

Maka tiba-tiba kota berubah puisi sepi
Ratapan perih di hati nan penuh dramaturgi
Berbarisan dinding dalam coretan-coretan pilu dan nyeri
Menanti iba karib dan sahabat hati

Ini hanya sepotong pentas maya
yang tak jeli kan didusta
yang tak awas kan dibencana
Hanya diri nan waskita
Tak kan terlena dan dipedaya



PS : Hanya pandangan subjektif dari satu sudut pandang penulis. Di belahan pandangnya yang lain, ada banyak insan nan baik dan jujur berhidup dan bergaul pula di kota bernuansa biru itu.

No hurt feeling, please ^_^.

Monday, March 4, 2013

Terjebak


Mungkin hanya perlu sejumput pemahaman untuk mensyarahkan ihwal
Tentang aku dalam apapun yang kau ibaratkan
Kau kira aku tegar, padahal  kumerapuh dibalik batu karang

Kau kira aku seorang dewi, padahal kumengesah dalam derana

Ini bukan tentang keteguhanku
Tapi apa yang harus kulintasi
Dan tak seorang pernah mau menginsafi

Bahkan kau ...
Bahwa akupun punya hati



Namun entah sejak kapan hatiku dikunci
Diterungku oleh keyakinanku sendiri

Keyakinan yang kau semai lalu harus kutuai
Dan memugas seluruh harapan yang pernah kuncup 

Mungkin tak harus difahami
Karena memang tak semua hal bisa dimengerti

Hanya perlu kugenggam
Meski telapakku harus terbakar