Tuesday, January 1, 2013

Biarlah Cinta

Biarlah cinta



Ini tentang cinta yang sering kita kisahkan.
Di teduh senja atau di relung rahasia malam.
Di saat-saat benak penat oleh oceh dan celoteh
Di masa hati hanya ingin mendengar alunan letih


Sejak cinta disembunyikan Tuhan
Dalam labirin paling rahasia di palung rasa yang entah
Ditafsir dalam jutaan terjemah yang khayal
Sejak itu ia menjadi buruan tak bertuan

Aku merepih dalam renung
Mengeja satu satu kumpulan awan yang berlalu
Adakah mereka pernah bertanya
Kemana angin kan membawa

Adakah cinta serupa itu ?
Membawa insan tanpa ia sadari
Lalu menyimpannya di tempat yang tak penah ia mengerti .
Lalu menepi.

Meski terkadang ia serupa angin utara menjelang hujan
Yang kelebat hempaskan tudung ke parasku
Namun cinta bukanlah gelora yang membabi buta
Yang tak perduli dimana ia menari

Mestilah ia hal indah yang mengalun santun
Meski ia bisu tapi cinta perduli dan memahami
Dimana ia harus berdiri
Dimana ia harus bersemi

Karena cinta bukan nafsu yang melahap rindu menjadi candu
Karena cinta bukan api yang membakar asa menjadi bara

Cinta, menghidupkan segala yang ia sentuh
Melembutkan segala yang ia sirami
Mewarna segala yang ia lewati

Ketika cinta disadari
Nampaklah ia tertambat pada kemilau tasbih yang terjulur ke langit
Terikat pada "Genggam" lembut Sang Pemilik
Bertahta dalam manuskrip paling terpelihara di jagatNYA

Biarlah Cinta
Seperti apa adanya
Tak usah ternoda
Tak usah terjelaga





5 comments:

  1. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  2. Menurut hadis Nabi,
    orang yang sedang jatuh cinta cenderung selalu mengingat dan menyebut orang yang dicintainya
    (man ahabba syai'an katsura dzikruhu).

    cinta sejati menjadikan kita :

    (1) lebih suka berbicara dengan yang dicintai
    dibanding dengan yang lain,
    (2) lebih suka berkumpul dengan yang dicintai
    dibanding dengan yang lain, dan
    (3) lebih suka mengikuti
    kemauan yang dicintai dibanding kemauan
    orang lain/ diri sendiri.


    Bagi orang yang telah jatuh cinta kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, maka ia lebih suka

    (1) berbicara dengan Allah Subhanahu Wa Ta'ala,
    dengan membaca firman Nya,
    (2) lebih suka bercengkerama dengan Allah
    Subhanahu Wa Ta'ala dalam I`tikaf,
    (3) lebih suka mengikuti perintah Allah
    Subhanahu Wa Ta'ala daripada perintah yang
    lain.

    Ketika cinta itu bertahta..ia selayaknya mampu memuliakan insan yg dipercayai oleh cinta itu sendiri bukan ?

    menginspirasi yang dicintainya pada kerinduan bersama pada Pemilik cinta itu sendiri.

    Doa ma'tsur dari hadis riwayat Ahmad;
    Wa as'aluka ladzzata an nadzori ila wajhika
    wa as syauqa ila liqa'ika,

    (Aku mohon dapat merasakan nikmatnya memandang wajah Mu dan nikmatnya kerinduan untuk berjumpa dengan Mu).

    Semoga ya.. :)

    ReplyDelete
  3. Selamat datang kembali mbaku sayang,...kembali ke dunia dimana penamu terabadikan disini.

    teruslah menulis karena jiwa yg mengembara dalam syair dan tasbih adalah mrk yang jujur tentang rasa.

    Cinta,...?
    Sejatinya menyembuhkan baik untuk yang memberi atau yang menerima :)

    ReplyDelete
  4. @Mustopa Kamal
    Jika sang Nabi sendiri yang berkata seperti itu, pastilah kebenarannya. Dan semoga sy bisa menjadi hambaNYA yang selalu bisa dalam jalan cinta kepadaNYA.
    Terimakasih atas komentarnya ya :)

    ReplyDelete
  5. @Irma Senja
    Terimakasih atas hangat sambutanmu adikku sayang.
    Senang bisa melihatmu lagi di ruang ini :)

    ReplyDelete

Terima kasih sudah singgah di Goresanku ya ^_^