Allahu
Entah mengapa kudatang lagi kepadaMU
Berulang kali melalu, berulang pula datang bertamu
Mungkin karena aku tak tahu malu
Mungkin pula karena sesungguhnya aku rindu
Allahu
Jangan memandangku seperti itu
Aku malu
Ini hambaMU yang menghati-batu
Tapi kini mendekat harapkan sentuhMU
agar ia kembali selembut salju
Tuhan
Terima kasih,
Atas bahagia ini
Masih bisa menyebut namaMU
Masih bisa mengingatMU
Masih bisa merindukanMU
Rabb
Dengan apapun asmaMU kusebut
Engkau tetaplah seKasih itu
Kupilih tuk bersamaMU
Karena TanpaMU kutak tahu
Ini air mataku
Yang rindu sampai pada haribaanMU
Meski tak pantas
Namun aku terus meretas
Rabbku
Aku tahu berdo'a kepadaMU adalah perintahMU
Aku tahu semakin kumeminta semakin ENGKAU cinta
Tapi aku malu ...
Malu karena ku telah terlalu banyak meminta
Malu karena pada wajibku padaMU ku telah banyak alpa
Malu karena pada hakMU ku telah banyak melupa
Ku hanya ingin selalu bersama
Pada jalanMU ku ingin tetap setia
Dekap aku dalam-dalam
Jangan KAU lepas diam-diam
Sering kata-kata cinta terucap indah
Namun sebanyak itu pula kuterbata-bata menyembah
Apa daya hatiku lemah
Apakah KAU masih percaya, ku tak tahu, entah
Allahu
Mungkin tak seorang pun percaya
Kala kukata hanya KAU yang kupuja
Dan hanya bertemu diriMU yang kuminta
Lalu kudigoncang goyah
Hatiku dipaksa menyerah
Darahku dikobar parah
Dengan apa kuharus tabah ?
Tuhan
Engkau Maha Segala
Saat KAU ada dimana-mana
Disana kubermakna
Biarkan pada cintaMU kumelebur
Asalkan pada jalanMU biarlah kuhancur
Merepih dalam sujud
Memunguti cintaMU
Allahu
Aku rindu
Monday, January 21, 2013
Sunday, January 20, 2013
Sebatas Pandang
Pada rerintik yang terus mengusik
Pada angin yang mengelus menelisik
Aku sisipkan tanya
Apakah aku masih setegar dahulu
Saat badai itu membuncah dada
Saat tak sedetikpun tanpa air mata
Saat lisan tak putus memanggil sebuah Nama
Lalu aku kehilangan asa
Yang dahulu padanya kutautkan renjana
Menepis membuang segala lekat
Menjauh, lalu merapuh ...
Namun bayangan masih terus berkelindan
Setiap kata-kata masih tersimpan
Saat katamu :
"Dirimu serupa bayang-bayang, hanya nampak sebatas pandang"
Lalu kita terdiam ...
Pada angin yang mengelus menelisik
Aku sisipkan tanya
Apakah aku masih setegar dahulu
Saat badai itu membuncah dada
Saat tak sedetikpun tanpa air mata
Saat lisan tak putus memanggil sebuah Nama
Lalu aku kehilangan asa
Yang dahulu padanya kutautkan renjana
Menepis membuang segala lekat
Menjauh, lalu merapuh ...
Namun bayangan masih terus berkelindan
Setiap kata-kata masih tersimpan
Saat katamu :
"Dirimu serupa bayang-bayang, hanya nampak sebatas pandang"
Lalu kita terdiam ...
Saturday, January 12, 2013
TanpaMU ku tak bisa
Ini detak yang berjuta tanpa kuminta
Berdegup sejak ku belum bisa disebut apa
Lalu denyutnya haturkan alunan rasa
Sejak itu aku jatuh cinta
Darah menjingga dan lalu pekat, di labirin-labirin rahasiaku
Mendayung perjalanan teramat panjang hingga tiba di baitul makmurMU
Lalu kembali mengetuk-ngetuk bilik jantungku
Sampaikan rindu yang jauh hingga ke relung kalbu
Aduhai
Betapa lemahku
Bahkan tiada hela nafas ini jika tanpaMU
Apatah lagi berlari, mengejar cintaMU
Sungguh-sungguh ku tak bisa
Jika tak bersamaMU, sungguh ku tak bisa
ku melihat dengan MataMU
Kumendengar dengan TelingaMU
Kumerasa dengan HatiMU
Bahkan tak kutuliskan ini, melainkan dengan "TuntunanMU"
Ini harap tak berhingga
Berkelindan hingga masa yang entah dimana
Lalu mengkristal di dalam dada
Dan terus bertahta
Tuhan, aku cinta ...
TanpaMU, ku tak bisa
Berdegup sejak ku belum bisa disebut apa
Lalu denyutnya haturkan alunan rasa
Sejak itu aku jatuh cinta
Darah menjingga dan lalu pekat, di labirin-labirin rahasiaku
Mendayung perjalanan teramat panjang hingga tiba di baitul makmurMU
Lalu kembali mengetuk-ngetuk bilik jantungku
Sampaikan rindu yang jauh hingga ke relung kalbu
Aduhai
Betapa lemahku
Bahkan tiada hela nafas ini jika tanpaMU
Apatah lagi berlari, mengejar cintaMU
Sungguh-sungguh ku tak bisa
Jika tak bersamaMU, sungguh ku tak bisa
ku melihat dengan MataMU
Kumendengar dengan TelingaMU
Kumerasa dengan HatiMU
Bahkan tak kutuliskan ini, melainkan dengan "TuntunanMU"
Ini harap tak berhingga
Berkelindan hingga masa yang entah dimana
Lalu mengkristal di dalam dada
Dan terus bertahta
Tuhan, aku cinta ...
TanpaMU, ku tak bisa
Monday, January 7, 2013
Untuk Sekeping Hati
Untuk sekeping hati yang tak lelah mencari
Tak hendakkah sejenak berhenti
Tak hendakkah sejenak berhenti
Mengurai letih mengejar bayang-bayangku di tubir senja
Aku hanya samar bak asap yang hadir sekejap
Aku hanya jejak yang tertinggal dan terlupa
Serupa halimun yang tak terurai di lembah tak bernama
Untuk sekeping hati yang tak letih memberi
Aku hanya jejak yang tertinggal dan terlupa
Serupa halimun yang tak terurai di lembah tak bernama
Untuk sekeping hati yang tak letih memberi
Tak inginkah sejenak menepi
Dari rimba ketak pastian yang rintangi sampanmu
Aku hanya serupa merpati yang patah sayap
Tiada sekelepak cakrawala tempatku bisa kembali mengangkasa
Aku hanya serupa merpati yang patah sayap
Tiada sekelepak cakrawala tempatku bisa kembali mengangkasa
Tuk sekedar memandang matahari terbenam
Atau menyentuh cinta yang kau genggam
Untuk sekeping hati yang tak putus menanti
Tak letihkah jiwamu membangun mimpi
Atau menyentuh cinta yang kau genggam
Untuk sekeping hati yang tak putus menanti
Tak letihkah jiwamu membangun mimpi
Pada seraut wajah yang kau sebut "Syurgaku"
Tak bisakah sejenak kau jeda
Dari asa yang membakar gelora
Tak bisakah sejenak kau jeda
Dari asa yang membakar gelora
Apakah kau akan terus menunggu
Dan membuat awan tersedu dalam kelu
Dan membuat awan tersedu dalam kelu
Membiarkannya berdiri dalam ragu
Diantara langitnya ataukah langitmu
Masih berhargakah jika seribu maaf yang kutadahkan
Diantara langitnya ataukah langitmu
Masih berhargakah jika seribu maaf yang kutadahkan
Atas yang tak bisa kuberikan
Untuk sekeping hati yang merindu
Maafkan aku
Maafkan aku
Note : ilustrasi diambil dari sini
Tuesday, January 1, 2013
Biarlah Cinta
Di saat-saat benak penat oleh oceh dan celoteh
Di masa hati hanya ingin mendengar alunan letih
Subscribe to:
Posts (Atom)
Template by Blogger Perempuan