Lihat, malam ini langit berhias bintang.
Dan aku masih bisa memandang kemegahan ini dengan takjub.
Seperti kala ku menatapmu, betapa dunia bertekuk lutut kepadamu.
Seperti kala ku menatapmu, betapa dunia bertekuk lutut kepadamu.
Dengan mudah kau petik karunia alam ƴanğ kusebut ia kemewahan.
Kerupawanan
bukan perhiasan asing bagimu.
"Besokpun, bisa kupungut ƴğ manapun ƴğ kumau" katamu.
Maka bergeraklah rasa malu milikku ƴanğ tinggal debu.
"Besokpun, bisa kupungut ƴğ manapun ƴğ kumau" katamu.
Maka bergeraklah rasa malu milikku ƴanğ tinggal debu.
Betapa jauhnya
jarak ƴanğ terbentang.
Engkau adalah langit dan bintang-bintang ada dalam
jangkauanmu.
Sedang aku hanyalah serpihan kayu lapuk terpuruk di bumi ceruk.
Sedang aku hanyalah serpihan kayu lapuk terpuruk di bumi ceruk.
Entah bagaimana kau pernah menemukanku dan memandangku lekat.
Mungkin
Tuhan sedang bercanda kepadaku, dan tersenyum bijak, saat melihat
kuterjebak di rimba pekat.
Dan memelas kumemohon kepadaNYA :
"Tuhan, aku ingin pulang".
"Tuhan, aku ingin pulang".
No comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah singgah di Goresanku ya ^_^