Terkadang, biru itu tak selalu langit atau lautan
Ia menyaput juga hatimu
Kala rinai di matamu luruh
Ia pendar di tatapmu sendu
Kala memandang senja yang tak lagi jingga
Melukis bayangan di rerintik hujan yang kidungkan kesunyian
Seperti bulan yang sedang gerhana
Tak hendak nampakkan senyuman
Di detik embun berubah salju
Desau angin kutipkan gigil di ringkih raga
Seakan kabarkan ada getar dikedalaman diri
Isyaratkan lemahmu di belantara hidup
Setiap detik mengais asa
Menyusuri labirin usia yang diasuh taqdirmu
Meraba-raba cahaya
Mencari-cari lentera
Adakah jalan disana ?
Pasir di pesisir saling berbisik
Bertanya-tanya kepada ombak yang diutuskan
"Mengapa Tuhan ciptakan air mata ?"
Sedang pepohonan yang terus berdzikir masih mendengar harapan
Dan gunung-gunung yang berjalan masih melihat gapaian
Awan-awan masih melaksanakan perjalanan
Dan tata surya masih berthawaf di garis peredaran
Dibalik mega-mega bergumpalan kelabu
Ada bianglala yang tak dilihat senja
Namun cahaya menghantarnya jauh ke bumi
Sulamkan indah pada sungai-sungai bermuram durja
Hingga angin ceritakan sebuah rahasia
Mengapa Tuhan ciptakan air mata
Air matamu sayang ...
Adalah sahabat bagi jiwa
Ia menjadi teman saat kau tertawa
Iapun menjadi kawan saat samsara
Air mata adalah saudara dalam suka dan duka
Ia pembebas risau yang menjeratmu
Dengannya kau dapat terisak hingga legalah dadamu
Dengannya kau dapat tersedu hingga genaplah kesahmu
Air matamu sayang ...
Adalah karib bagi rasa
Kau butuhkan ia memeluk kesedihanmu
Kau rindukan ia mendekap bahagiamu
Darinya, kau temukan ketentramanmu
Terkadang, tangisan tak selalu adalah kesedihan
Iapun penguasa bahagiamu
Kala senyum terulas di bibirmu
Ia pijar di sinar wajahmu
Kala memandang fajar yang kemilau
Gambarkan harapan baru di biru langitmu
Seperti mutiara yang tersimpan
Air matamu, adalah harta tak ternilaimu ....
No comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah singgah di Goresanku ya ^_^